internasional

Berpuasa di Jepang, Harus Hati–hati Membeli Makanan Hingga Dianggap Orang Aneh

Minggu, 9 April 2023 | 22:28 WIB
Prima Gandhi saat akan menuju masjid di Jepang.

RBG.ID - Menjadi mahasiswa di tahun pertama saat bulan Ramadan, membuat Prima Gandhi harus beradaptasi dengan cepat di Jepang.

Prima Gandhi mengakui, masih belum dapat berbahasa Jepang dengan sangat baik.

“Bisa berbahasa Jepang bukan hanya untuk kebutuhan komunikasi dan belajar, namun juga saat membeli makanan,” tutur dia.

Baca Juga: Final Orleans Master 2023: Fikri dan Bagas Sabet Gelar Runner Up Ganda Putra

Prima Gandhi menyebutkan, ia harus lebih selektif dalam memilih dan membeli makanan agar tidak terjebak pada makanan haram.

“Selain harus melihat logo halal, kami juga harus tahu tanda–tanda huruf hiragana dan katagana yang mengartikan babi,” katanya.

Saat ini, Prima Gandhi ikut dalam laboratorium agriculture economic international food.

Baca Juga: Kerja Keras Erick Thohir Upayakan Indonesia Tetap Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 Diacungi Jempol

Ia menuturkan, di laboratorium yang ditempati saat ini hanya dirinya yang beragama Islam.

“Atmosfernya beda sekali, orang–orang merespon dengan aneh saat melihat saya berpuasa,” terang Prima Gandhi.

Suasana di Jepang dengan kondisi cuaca di bawah 10 derajat celcius.

Beberapa teman Prima Gandhi yang berasal dari Prancis dan Jepang pun sempat menanyakan, alasan dan manfaat berpuasa.

Baca Juga: Aktivitas Mahasiswa Indonesia di Jepang Selama Ramadan, Tidak Ada Ajakan Sahur dan Azan Dengan Pengeras Suara

“Saya mencoba menjelaskan, manfaat puasa seperti pergantian sel berdasarkan Al Quran dan juga secara scientific agar masuk dalam logika mereka,” tuturnya.

Halaman:

Tags

Terkini