RBG.ID - Ibu kota India, New Delhi, diselimuti lapisan tebal kabut yang tidak sehat atau polusi udara pada Jumat (3/11/2023).
Akibat polusi udara tersebut, beberapa sekolah di New Delhi diperintahkan tutup karena indeks kualitas udara (AQI) anjlok ke kategori parah.
New Delhi, India kembali menduduki puncak daftar kota-kota paling berpolusi di dunia.
Baca Juga: Lirik Lagu Kala Sang Surya Tenggelam - Nadin Amizah, Ost Serial Gadis Kretek
Dilansir dari Reuters, kelompok Swiss IQAir, menempatkan New Delhi pada angka 640 dalam kategori berbahaya pada Jumat (3/11/2023).
Pejabat regional New Delhi mengatakan lonjakan polusi udara diakibatkan oleh kombinasi musiman suhu yang lebih rendah, kurangnya angin, dan pembakaran tunggul tanaman di negara-negara pertanian tetangga.
"Tingkat polusi ini akan bertahan selama dua hingga tiga minggu ke depan, diperburuk oleh insiden pembakaran tunggul, kecepatan angin yang lambat, dan suhu yang mendingin," kata Ashwani Kumar, ketua Komite Pengendalian Pencemaran New Delhi.
Baca Juga: Ternyata Ini Alasan Deddy Corbuzier Ingin Jadi Menteri Peranan Perempuan di Kabinet Cak Imin
Lebih dari 20 juta penduduk New Delhi mengeluhkan iritasi pada mata dan tenggorokan gatal serta udara berubah menjadi abu-abu pekat.
Kualitas udara yang buruk tentu menyebabkan gangguan pernafasan, iritasi pada mata dan kegelisahan pada hewan peliharaan.
Sebab, AQI menyatakan India berada di angka 480 untuk indeks kualitas udara di beberapa stasiun pemantauan.
Baca Juga: Masih Ingat dengan SoDa Siblings The Return of Superman? Kini Tinggal di Bali ke Sekolah Diantar Ojol
Perlu diketahui, AQI 0-50 dianggap baik, sedangkan AQI antara 400-500 berdampak pada orang sehat dan berbahaya bagi mereka yang mengidap penyakit.
Sementara itu di New Delhi, konsentrasi partikel PM2.5 beracun, yang berdiameter kurang dari 2,5 mikron dan dapat menyebabkan penyakit mematikan.
Angka tersebut 53,4 kali lipat dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia di New Delhi pada Jumat (3/11/2023).
"Dalam tugas 24 jam terakhir, saya melihat bayi-bayi batuk, anak-anak datang dengan kesusahan dan pernapasan yang memburu dan cepat," kata Aheed Khan, seorang dokter yang berbasis di Delhi, dilansir dari Twitternya. (jpc)