RBG.ID-Perang Israel dengan Palestina yang sudah merenggut ratusan nyawa warga sipil, turut mengundang keprihatinan para pemimpin dunia. Salah satunya Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Putin mengatakan, keprihatinannya atas meningkatnya jumlah warga sipil yang menjadi korban di Israel dan Jalur Gaza di tengah pertempuran berhari-hari antara Hamas dan militer Israel.
Putin juga mengkritik kebijakan Washington di Timur Tengah, yang menurutnya gagal karena tidak mempertimbangkan kebutuhan rakyat Palestina.
Baca Juga: Hamas Siap Lakukan Gencatan Senjata dengan Israel, Tapi Ada Syaratnya
Sementara Putin dituduh membunuh ribuan warga sipil sejak invasi besar-besaran ke Ukraina tahun lalu. Putin menyatakan, keprihatinannya terhadap warga sipil yang terbunuh di Israel dan Gaza saat melakukan panggilan telepon dengan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
“Penekanannya diberikan pada situasi yang memburuk secara tajam di zona konflik Israel-Palestina," kata Kremlin dalam pernyataannya tentang diskusi para pemimpin tersebut.
“Keprihatinan mendalam diungkapkan mengenai terus meningkatnya kekerasan dan meningkatnya jumlah korban sipil,” paparnya.
Baca Juga: Kasus Pelajar SMP yang Tewas Terjatuh dari Lantai 4 Sekolah di Cengkareng Ternyata Hendak Merokok
Kedua pemimpin tersebut menegaskan kembali terkait perlunya “gencatan senjata segera” dan “dimulainya kembali proses negosiasi”.
“sangat disayangkan jika menargetkan instalasi sipil dan Turki tidak menyambut tindakan seperti itu”. Lanjut kremlin.
Sebelumnya pada hari Selasa, Putin menyebut pembentukan negara Palestina “perlu” dan menyalahkan ledakan kekerasan terbaru pada kebijakan AS di wilayah tersebut.
Baca Juga: Saatnya Bernostalgia Masa Kecil di Pameran Majalah Bobo di Erasmus Huis, Gratis!
“Saya pikir banyak orang akan setuju dengan saya bahwa ini adalah contoh nyata kegagalan kebijakan Amerika Serikat di Timur Tengah,” ungkap Putin pada pertemuan dengan Perdana Menteri Irak Mohammed al-Sudani pada hari Selasa (10/10/23)
Putin mengatakan Washington berusaha untuk “memonopoli” upaya-upaya dalam menciptakan perdamaian antara Israel dan Palestina, dan dia menuduh AS tidak berusaha mencari kompromi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak, namun justru memaksakan ide-idenya sendiri untuk mencari solusi dari konflik tersebut.