RBG.ID - Presiden Uganda Yoweri Museveni telah melarang impor pakaian bekas ke negara Afrika timur tersebut dengan alasan menghambat perkembangan industri tekstil lokal dan pakaian tersebut merupakan milik orang yang sudah meninggal.
Seperti kebanyakan negara di Afrika, Uganda mengimpor pakaian bekas dalam jumlah besar karena harganya yang murah.
Namun produsen lokal mengeluh karena pakaian bekas membanjiri pasar, sehingga melemahkan kemampuan Uganda untuk meningkatkan rantai nilai industri kapas dan tekstil.
“Itu untuk orang yang sudah meninggal. Ketika orang kulit putih meninggal, mereka mengumpulkan pakaiannya dan mengirimnya ke Afrika,” kata Yoweri Museveni.
Menurut Oxfam, setidaknya 70% pakaian yang disumbangkan untuk amal di Eropa dan Amerika Serikat berakhir di Afrika.
Sebuah badan amal Inggris tidak dapat segera memastikan berapa persentase pakaian yang disumbangkan berasal dari orang-orang yang telah meninggal.
“Uganda mempunyai orang-orang yang bisa memproduksi pakaian baru tetapi mereka tidak dapat menyusup ke pasar,” kata Museveni
Uganda adalah produsen kapas yang signifikan tetapi sebagian besar diekspor dalam bentuk setengah jadi dengan nilai ekspor kapas berkisar antara $26-76 juta per tahun dalam dekade hingga 2022.
Komunitas Afrika Timur pada tahun 2016 menyetujui pelarangan total impor pakaian bekas pada tahun 2019, namun Rwanda adalah satu-satunya negara yang memberlakukan larangan tersebut.
Baca Juga: DPRD Umumkan Pemberhentian Gubernur-Wagub NTB, Berikut LHKPN Zulkieflimansyah
Akibatnya, Amerika Serikat pada tahun 2018 menangguhkan hak Rwanda untuk mengekspor pakaian bebas bea ke Amerika Serikat.
Kedutaan Besar AS di Kampala tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.
Museveni mengatakan larangan tersebut juga akan berlaku pada meteran listrik dan kabel listrik dengan mengatakan bahwa barang-barang tersebut harus dibeli dari pabrik di Uganda.
Artikel Terkait
Ketemu, Terduga Pelaku Pembunuhan Joshi Putri Akhirnya Berhasil Ditangkap di Daerah Ini
Donald Trump Langsung Ditahan Usai Serahkan Diri ke Penjara Georgia
Varian COVID Yang Sangat Bermutasi Ditemukan di Beberapa Negara
Warga Rusia Yang Pro-Kyiv Mendesak Grup Wagner Membalas Kematian Prigozhin
Pasca Pembuangan Air Limbah Tenaga Nuklir Fukushima, Tiongkok Larang Makanan Laut Dari Jepang
BRICS Akhirnya Kedatangan Anggota Baru Dalam Upaya Merombak Tatanan Dunia
Biodata Bray Wyatt Lengkap dengan Agama, Pacar, dan Penyebab Kematian Pengulat WWE yang Meninggal Hari Ini