Minggu, 21 Desember 2025

Hari Ini Konklaf, Intip 5 Kardinal Favorit Penerus Paus Fransiskus

- Rabu, 7 Mei 2025 | 14:49 WIB
Para kardinal Gereja Katolik akan memulai konklaf pada 7 Mei, menandai babak penting dalam arah Gereja global pasca wafatnya Paus Fransiskus. (YouTube Vatican News)
Para kardinal Gereja Katolik akan memulai konklaf pada 7 Mei, menandai babak penting dalam arah Gereja global pasca wafatnya Paus Fransiskus. (YouTube Vatican News)



RBG.ID - Dunia Katolik memasuki babak baru menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April 2025.

Kepergian tokoh yang memimpin lebih dari satu dekade itu menandai akhir dari sebuah era yang penuh reformasi dan keterbukaan dalam sejarah Gereja Katolik Roma.

Kini, mata dunia tertuju ke Kapel Sistina, tempat konklaf akan digelar dalam waktu dekat untuk memilih Paus ke-267.

Baca Juga: AFC Ubah Aturan, Timnas Indonesia U23 Terlempar dari Pot 1 Drawing Kualifikasi Piala Asia U23 2026

Merujuk pada akun Instagram resmi Keuskupan Agung Jakarta (KAJ), konklaf dimulai dengan misa kudus pukul 10.00 waktu setempat atau 15.00 WIB.

Misa diikuti oleh Dewan Kardinal untuk memohon tuntunan Roh Kudus dalam pemilihan Paus yang baru.

Prosesi konklaf dilanjutkan dengan melantunkan Veni Creator, menutup pintu Kapel Sistina, dan pemilihan Paus.

Baca Juga: Penampilan Rihanna di Met Gala 2025 Jadi Sorotan Warganet, Hamil Lagi?

Meski belum ada kepastian, sejumlah nama mulai menonjol dalam perbincangan internal dan spekulasi para pengamat.

Setidaknya ada lima kardinal disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang berpeluang menggantikan Paus Fransiskus.

1. Mateo Zuppi - Italia

Dilansir dari Majalah Time, Rabu 7 Mei 2025, Zuppi dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat pengganti Paus Fransiskus.

Baca Juga: Viral Aksi Ibu-ibu Tertangkap Basah Curi Sarden di Pekanbaru, Baru Terungkap Setelah 2 Tahun, Kerugian Capai Rp300 Juta

Sebabnya, ia memiliki kedekatan dengan Paus Fransiskus sehingga digadang-gadang siap untuk meneruskan kepemimpinan pendahulunya. Zuppi pernah diangkat menjadi Uskup Agung Bologna, Italia oleh Paus Fransiskus pada 2015.

Jabatan yang diemban Zuppi menjadi salah satu posisi paling berpengaruh di Italia. Setelah itu, Zuppi ditunjuk sebagai Presiden Konfederasi Uskup pada 2022.

Paus Fransiskus kemudian memberikan tugas baru kepada Zuppi kepada utusan perdamaian untuk urusan Ukraina pada 2023.

Baca Juga: Mantan Miss Indonesia Tersret Kasus Korupsi Minyak Mentah, Intip Perjalanan Karier dan Jejak Pendidikan Asyifa Latief

2. Pietro Parolin - Italia

Media-media di Italia menggambarkan Parolin sebagai pewaris Paus Fransiskus.

Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai seorang diplomat kawakan untuk Vatikan dan pernah bertugas di Venezuela, Nigeria, dan Meksiko.

Ia juga dipandang sebagai seorang moderat yang bijaksana seperti Paus Fransiskus yang berfokus pada demokrasi, HAM, dan kemanusiaan.

Baca Juga: Kapan Ayah Luna Maya Meninggal? Ini Potret Uut Bambang Sugeng Mertua Maxime Bouttier yang Sudah Tiada

3.Robert Francis Prevost - Amerika Serikat

Sepanjang sejarah Vatikan, belum pernah ada Paus yang berasal dari Amerika. Meski begitu, nama Prevost dipertimbangkan sebagai salah satu Paus yang baru.

Pasalnya, Prevost menjabat sebagai kepala kelompok penasihat utama Fransiskus dalam memilih Uskup baru. Posisi tersebut memberikan Prevost keuntungan karena namanya dikenal luas.

Prevost juga bertugas sebagai misionaris di Peru di awal perjalanannya sebagai imam sebelum pindah ke posisi kepemimpinan di Vatikan.

Baca Juga: Luna Maya dan Maxime Bouttier Beda Berapa Tahun? Ini Profil Biodata Pasangan Seleb yang Akan Menikah di Bali Besok

4. Luis Antonio Tagle – Filipina

Dikenal sebagai “wajah Asia” di dalam Vatikan, Tagle merupakan salah satu tokoh progresif yang kerap disebut sejalan dengan visi Paus Fransiskus.

Mantan Uskup Agung Manila ini pernah mengisi posisi strategis sebagai Prefek Dikasteri Evangelisasi, serta dikenal kritis terhadap sejumlah pendekatan Gereja yang dianggap terlalu menghakimi.

Tagle pernah mengecam sikap keras terhadap pasangan sesama jenis dan umat yang bercerai, walaupun tetap mempertahankan pandangan konservatif dalam isu aborsi.

Baca Juga: Ada Chicco Jerikho Hingga Ariel Tatum! Film Perang Kota Sajikan Peliknya Kisah Cinta Segitiga di Masa Penjajahan Belanda

Meski pengaruhnya sempat menurun dalam beberapa tahun terakhir, banyak yang meyakini ia masih menjadi kandidat favorit.

Khususnya dari kalangan yang menginginkan Gereja yang lebih inklusif dan terbuka terhadap perubahan zaman.

3. Peter Turkson - Ghana

Turkson adalah salah satu tokoh Gereja Afrika paling menonjol dan kerap disebut-sebut sebagai calon paus kulit hitam pertama dalam sejarah modern.

Baca Juga: Akhirnya! Luna Maya dan Maxime Bouttier Siap Menikah, Momen Haru Siraman Tuai Doa Restu Warganet: Mengandung bawang..

Ia memiliki rekam jejak panjang dalam menyuarakan isu-isu global seperti keadilan sosial, perubahan iklim, dan kesenjangan ekonomi, namun tetap menjaga posisi konservatif dalam ajaran Gereja.

Sebagai mantan Presiden Dewan Kepausan untuk Keadilan dan Perdamaian, Turkson juga menunjukkan sikap empatik terhadap kaum minoritas seksual.

Ia mengkritik undang-undang anti-LGBTQ+ yang diskriminatif di Afrika dan menyerukan pendekatan yang lebih berbelas kasih.

Dengan latar belakang sosial yang kuat, Turkson dinilai bisa menjembatani Gereja dengan tantangan kemanusiaan masa kini.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X