RBG.id – Donald Trump kembali mencuri perhatian dunia setelah resmi terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat untuk periode kedua.
Sejumlah kebijakan dan pernyataan kontroversial yang dilontarkannya langsung memicu perdebatan, baik di kancah nasional maupun internasional.
Baru-baru ini, Trump mengecam pendekatan Presiden Joe Biden terkait imigrasi ilegal, khususnya dari Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Afrika.
Ia berjanji akan melakukan deportasi massal terbesar dalam sejarah Amerika jika terpilih kembali.
Baca Juga: Tidak Hadiri Sidang Praperadilan, KPK Minta Penundaan Kasus Hasto Kristiyanto Hingga Februari
"Kami akan mengembalikan kendali penuh atas perbatasan Amerika," tegas Trump dalam pidatonya.
Selain itu, ia juga melanjutkan agenda perdagangan proteksionis, Trump berencana memberlakukan tarif bea masuk hingga 60% terhadap barang impor dari China, dan 10-20% untuk produk dari negara lainnya.
Langkah ini dikhawatirkan memicu perang dagang jilid dua, yang dapat mempengaruhi ekonomi global.
Seperti periode sebelumnya, Trump juga menyebut perubahan iklim sebagai "tipuan" dan mengkritik investasi energi terbarukan yang besar di era Biden.
Ia kembali mengutamakan pengembangan energi fosil dan berencana mencabut standar efisiensi bahan bakar.
"Amerika akan berinvestasi pada kekuatan energi tradisional," ujar Trump.
Tak sampai disitu, dalam salah satu pernyataannya, Trump mengklaim bahwa Greenland adalah wilayah yang penting bagi keamanan nasional AS dan layak menjadi bagian dari negara tersebut.
Artikel Terkait
Catatkan Sejarah, Elon Musk Ajak Donald Trump di Peluncuran Starship
Nah Lho, Gara-gara Ragu Kebijakan Donald Trump, Bitcoin Melorot
Jika Sudah Dilantik Donald Trump Tegas akan Naikkan Bea Impor dari Tiongkok, jadinya Meksiko dan Kanada Ikut Kena Imbas
Hebatnya Kobaran Api Kebakaran Los Angeles Bak Neraka di Bumi, Seolah Jawab Ancaman Donald Trump yang Ingin Bumi Hanguskan Gaza
Calon Presiden Terpilih Amerika Serikat Donald Trump Siap Dilantik, Kapan Jadwalnya? Simak Agenda Lengkapnya
Pemblokiran TikTok Ditunda Selama 90 Hari Berkat Donald Trump, Kenapa?