Namun beberapa jam kemudian dia menghapus tweet tersebut dan meminta maaf dengan mengatakan, “Saya salah dan sepenuhnya mendukung semua kepala lembaga keamanan.”
Bencana ini memicu teguran bahkan dari sekutunya dan memicu persepsi luas bahwa perdana menteri ingin menghindari pertanggungjawaban atas serangan terburuk dalam sejarah Israel.(jpc)
Artikel Terkait
Wanita Israel Usia 85 Tahun Ungkap Perlakuan Hamas Selama Menyanderanya, Sempat Kasar Lalu Baik
Perang Israel-Hamas: Tentara Israel Bombardir 250 Fasilitas di Hamas
Bicarakan Soal Pertukaran Sandera Warga Negara Asing, Delegasi Hamas Datang ke Rusia
Resolusi PBB Setujui Gencatan Senjata antara Israel dan Hamas Demi Kemanusiaan di Gaza
Dampak Perang Israel-Hamas, Benarkah BBM Naik Bakal Naik Pada 1 November 2023?