RBG.ID – Netflix menayangkan dokumenter baru bernama In The Name of God: A Holy Betrayal. Secara kesuluruhan serial ini membahas mengenai 4 tokoh yang memimpin aliran sesat di Korea Selatan dan tragisnya memiliki banyak pengikut yang mempercayai ajaran mereka.
Dokumenter yang telah tayang sejak 3 Maret 2023 ini lebih berat membahas perbuatan jahat pemimpin sekte terhadap pengikutnya dan korban daripada isi ajaran mereka. Tokoh-tokoh yang dibahas di dokumenter ini terdiri dari 2 pria dan 2 wanita berumur.
- Terdiri dari 4 tokoh utama yang menjadi ketua sekte
Tokoh utama dari organisasi berkedok agama sesat itu dipimpin oleh Jeong Myeongseok, Park Sunja, Kim Ki-Soon, serta Lee Jaerock.
Jeong Myeongseok pemilik Sekte Providence yang masih aktif sampai sekarang dan memiliki pengikut yang vokal menyerang antis organisasi mereka.
Park Sunja merupakan pemilik perusahaan bernama ‘Lima Samudra’ yang memproduksi kerajinan tangan yang pernah mendapat penghargaan dari pemerintah.
BACA JUGA: Raffi Ahmad Ajak Keluarga dan Sahabat Liburan di Mari Beach Club Bali, Rekan Dekat: yang Punya Ya?
Kim Ki Soon merupakan wanita yang memiliki pemukiman khusus untuk dirinya dan pengikutnya bernama Taman bayi. Dia juga pendiri Kultus atau Sekte Taman Bayi.
Perusahaan modernnya dan terkenal di kalangan penyuka musik K-pop adalah Synnara Records, perusahaan yang menjual Album dan merch K-Pop yang saat ini dikelola oleh anak dari Kim Ki Soon.
Terakhir, Lee Jaerock merupakan pendeta dari Gereja Manmin yang memiliki pengikut melebihi jumlah Jeong Myeongseok. - Mereka masih hidup hingga kini
BACA JUGA: Levi's Akan Mengadakan Pertunjukan Bersama New Jeans untuk Memperingati Hari Levi's 501
Dari keempat pemimpin organisasi sesat ini, hanya Park Sunja yang sudah meninggal dunia bersama dengan 31 pengikutnya. Menurut keterangan polisi, 32 orang tersebut meninggal karena luka setelah tercekik.
Pernah dipenjara
Aliran sesat ini sudah berdiri sejak tahun 1990 dan 2000an sehingga bukan hal baru di Korea. Korban yang tidak diketahui dari gerakan mereka mungkin sama banyaknya dengan jumlah pengikutnya.
Kejahatan mereka sudah dipublikasikan di publik jauh sebelum Netflix membuat dokumenter ini.
BACA JUGA: Berlatar 1980an, Drama Oasis Tayang Senin Selasa Mulai 6 Maret di Vidio
Namun memang sulit menjatuhi hukuaman berat kepada ketiganya karena korban tidak memiliki bukti yang kuat seperti jasad korban yang terbunuh. Sosok-sosok ini juga pandai berkelit ditambah pendukung mereka dipaksa untuk menutupi kejahatan organisasi mereka.
Jeong Myeongseok pertama kali dipenjara pada tahun 1999 kemudian dia dibebaskan pada 2018. Setelah keluar dari penjara, dia kembali melakukan hubungan seksual dan pemerkosaan kepada sejumlah wanita.
Salah satu korbannya adalah wanita asal Hong Kong yang bersedia memberikan kesaksian tanpa disensor di dalam dokumenter ini. Dia memiliki rekaman saat Jeong Myeongseok ini memperkosanya.
BACA JUGA: Temannya Makin Banyak, Vidi Aldiano Bertemu dengan NCT Dream
Saat ini dia masih berada di Korea dan masih memantau jalannya peradilan. Sementara Jeong Myeongseok masih terus mengajukan banding.
Kim Ki Soon didakwa atas pembunuhan salah satu pengikutnya yang merupakan anak-anak bernama Nakgwi. Dia menjadi tersangka karena memerintahkan sebuah pembunuhan.
Wanita ini dijatuhi 4 tahun penjara karena kurangnya bukti. Jasad Nakgwi sudah tidak ada karena telah menjadi abu sehingga pihak kepolisian tidak melakukan autopsi.
Satu-satunya bukti yang bisa membuatnya mendapat vonis adalah kesaksian dari keluarga Nakgwi yakni bibi, nenek, dan ayahnya yang juga ikut memukuli Nakgwi sampai meninggal atas suruhan Kim Ki Soon. Namun saat ini dia telah bebas.
BACA JUGA: Ant-Man and the Wasp: Quantumania Hujan Kritik Tajam
Lee Jaerock dijatuhi 16 tahun penjara atas laporan memperkosaan. Korban memiliki bukti yang kuat sehingga pria ini dapat dijebloskan ke penjara. - Melakukan pemerkosaan, kekerasan fisik, eksploitasi manusia, dan pembunuhan
Netflix memfokuskan pada kejahatan yang telah mereka perbuat dari menjalankan organisasi sesat ini diantaranya pemerkosaan, kekerasan seksual, pembunuhan untuk pengikut yang tidak menurut, eksploitasi manusia, hingga pencucian otak. - Hampir tidak bisa ditayangkan
Sekte Providence dipimpin oleh Jeong Myeong-Seok mengajukan tuntutan untuk tidak menayangkan dokumenter 'In the Name of God: A Holy Betrayal' dengan klaim MBC memakai informasi tidak berdasar untuk episode yang membahas organisasi mereka.
BACA JUGA: Siapkan Mental dan Iman, Ini Sinopsis Dokumenter Netflix 'In The Name of God: A Holy Betrayal'
Namun, tuntutan itu ditolak oleh pengadilan dan dokumenter Netflix & MBC 'In the Name of God: A Holy Betrayal' diperbolehkan untuk tayang.
Direktor 'In the Name of God: A Holy Betrayal' juga menyatakan tim mereka butuh 3 tahun untuk menggarap dokumenter ini.
Mereka sempat menghentikan perekaman karena beberapa orang di tim mengalami sakit dan mentalnya terganggu akibat serangan psikis dan teror ancaman dari para pengikut sekte sesat ini.
"Tentu saja beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman untuk menonton ini. Bahkan ketika anggota tim kami pergi syuting, mereka semua sakit selama seminggu karena gangguan mental," ucapnya.
Simak cerita menarik lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Terciduk Ingin Mencuri, Maling di Tangerang Kabur dengan Santai
Ilegal, Spanduk dan Umbul-Umbul di Ciampea Diberantas
PPATK Blokir Rekening Rafael Alun dan Keluarga, Termasuk Tersangka Mario Dandy
Belum Resmi Rilis, Jisoo BLACKPINK Tuai Rekor Baru Pre Order Tembus 100 Ribu Penjualan Dalam 24 Jam
Puluhan Rekening Rafael Alun Dan Keluarga Termasuk Mario Dandy Diblokir PPATK