RBG.ID – Netflix menayangkan dokumenter baru bernama In The Name of God: A Holy Betrayal. Secara kesuluruhan serial ini membahas mengenai 4 tokoh yang memimpin aliran sesat di Korea Selatan dan tragisnya memiliki banyak pengikut yang mempercayai ajaran mereka.
Dokumenter yang telah tayang sejak 3 Maret 2023 ini lebih berat membahas perbuatan jahat pemimpin sekte terhadap pengikutnya dan korban daripada isi ajaran mereka. Tokoh-tokoh yang dibahas di dokumenter ini terdiri dari 2 pria dan 2 wanita berumur.
Kejahatan utama yang mereka lakukan tidak jauh-jauh dari pemerkosaan, kekerasan seksual, pembunuhan untuk pengikut yang tidak menurut, eksploitasi manusia, hingga pencucian otak.
BACA JUGA: The Glory Part 2 Bagikan Trailer Terbaru, Aksi Balas Dendam Song Hye Kyo Semakin Brutal
Rata-rata organisasi yang mereka bentuk sudah berdiri sejak tahun 1990an hingga 2000an, bahkan hingga saat ini ada organisasi yang masih aktif dan memiliki pengikut yang secara vokal menyerang antis organisasi mereka.
In The Name of God: A Holy Betrayal ini ramai dibicarakan di sosial media karena banyak yang penasaran dengan sosok-sosok yang dibahas di dalamnya, namun, tidak sanggup untuk menonton secara keseluruhan.
Beberapa penonton mengaku tidak sanggup menonton bahkan 1 episode pun karena sulit mempercayai jalan cerita yang memang terjadi di dunia nyata. Ada pula yang mengaku mual setelah menonton adegan-adegan pemerkosan di dalam dokumenter ini.
"Tentu saja beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman untuk menonton ini. Bahkan ketika anggota tim kami pergi syuting, mereka semua sakit selama seminggu karena gangguan mental," pengakuan Direktor dokumenter In The Name of God: A Holy Betrayal dalam suatu wawancara.
BACA JUGA: Lee Seung cheol Gantikan Yoo Ah-in di Hellbound 2
Terdiri dari 8 episode yang secara terpisah menceritakan masing-masing yakni Jeong Myeongseok, Park Sunja, Kim Ki Soon, serta Lee Jaerock, dan kejahatan apa yang telah mereka lakukan kepada pengikutnya. Bergenre thriller crime dengan masing-masing episode berdurasi 40-56 menit.
Secara keseluruhan cerita di dalam dokumenter ini merupakan pengakuan asli dari mantan pengikut organisasi dan korban. Setiap adegan ada yang merupakan reka adegan ditambah dengan rekaman asli yang dimiliki para korban baik itu dalam bentuk foto, video, maupun rekaman suara.
Artikel Terkait
Tol Bocimi Seksi II Bisa Dibuka Saat Libur Lebaran 2023
Gairah Logistik dan Komoditas Kerek Penjualan Kendaraan Niaga, Ini Kata Gaikindo
Soal Pembangunan Stasiun Sukaresmi, Camat Tanah Sareal: Sudah Lama Ditunggu Masyarakat
Satgas Tutup 8 Investasi dan 85 Pinjol Ilegal
Ini Fakta Menyedihkan Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang asal Bogor