Usai menyantap makanan, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang memanggil Tumang untuk diberi makan.
Merasa bersalah karena telah membunuh Tumang, Sangkuriang mengaku bahwa hati yang baru saja mereka makan adalah hati Tumang.
Mendengar hal itu Dayang Sumbi pun marah.
“Pergi kau! anak tidak tau diri! Begini caramu membalas kebaikan Si Tumang yang telah menjagamu sejak kecil! Tega-teganya kamu membunuhnya dan mengambil hatinya," teriak Dayang Sumbi
Dayang Sumbi memukul kepala anaknya dengan centong nasi hingga meninggalkan luka.
Berpikir sang ibu membencinya karena telah membunuh si Tumang, Sangkuriang pun pergi dan melarikan diri ke hutan.
Dia mendaki dan melewati gunung karena takut melihat ibunya marah besar.
Sangkuriang menghilang seolah-olah ditelan bumi.
Dayang Sumbi selalu berdoa kepada para dewa untuk menyatukannya kembali dengan sang putra suatu hari nanti dan bersumpah untuk tidak pernah makan daging.
Dewa pun menjawab doa Dayang Sumbi dengan memberikan anugerah berupa kecantikan yang abadi.
Sejak saat itu, Dayang Sumbi tinggal sendirian.
Dia melanjutkan menenun dan meditasinya.
Setelah pergi dari rumah, Sangkuriang mengalami hilang ingatan.
Selama ini, dia di rawat dan diasuh oleh seorang pertapa bijak yang ahli dalam seni bela diri.
Berjalannya waktu, Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pria yang tampan dan kuat.
Artikel Terkait
Hampir Seperempat Abad Awam Prakoso Menebar Kegembiraan lewat Dongeng
28 November Hari Dongeng Nasional, Simak Sejarahnya
Pentas Dongeng Cerita Rakyat Hibur Siswa SDN Pondok Cina 1 Depok
Jelang Debut, YG Perkenalkan Ahyeon BABYMONSTER yang Disebut Bakal Popular Seperti Jennie BLACKPINK
Dongeng Asal Usul Sungai Oyo dan Sungai Susua