Dari Penelitian Tropis hingga Wisata Edukasi, Ini Sejarah Kebun Raya Bogor

RBG.id - Berawal dari pusat penelitian tropis hingga berkembang jadi wisata edukasi, ini dia sejarah Kebun Raya Bogor.

Dijuluki sebagai kebun raya tertua di Asia Tenggara, Kebun Raya yang terletak di jantung Kota Hujan ini bukan sekadar ruang hijau, tetapi juga pusat penelitian dan konservasi tanaman tropis yang memiliki nilai sejarah dan ilmiah tinggi.

Berdiri sejak tahun 1817, kebun seluas 87 hektar ini menjadi saksi perkembangan ilmu botani di Indonesia dan Asia Tenggara.

Kebun Raya Bogor didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda atas gagasan ilmuwan Caspar Georg Karl Reinwardt, dan berkembang pesat di bawah kepemimpinan para ahli botani ternama seperti Johannes Elias Teijsmann, Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer, serta Melchior Treub.

Baca Juga: Skincare Saja Tak Cukup! Ini 3 Cara Mengatasi Jerawat Secara Menyeluruh

Awalnya, kawasan ini merupakan bagian dari taman Istana Bogor dan hutan buatan (samida) yang kemudian diubah menjadi pusat penelitian tanaman tropis.

Kini, Kebun Raya Bogor menjadi rumah bagi lebih dari 12.500 spesimen tanaman, yang terbagi dalam 3.228 jenis, 1.210 marga, dan 214 suku.

Sistem klasifikasi ini disusun oleh Teijsmann dan Justus Karl Hasskarl untuk memudahkan studi ilmiah sekaligus mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.

Baca Juga: Wujudkan Permukiman Berkelanjutan, Pemkab Bogor Perkuat Basis Data dan Kolaborasi Lintas Sektor

Surga Tanaman Tropis di Jantung Kota Bogor

Setiap sudut Kebun Raya Bogor menyimpan kekayaan hayati yang luar biasa. Beberapa taman tematik menjadi daya tarik utama bagi pengunjung dan peneliti, di antaranya:

1. Taman Meksiko

Menampilkan sekitar 100 spesies kaktus dari berbagai ukuran, termasuk Astrophytum asterias, Agave, Yucca, dan Beaucarnea stricta.