Senin, 22 Desember 2025

Hadapi Gagal Ginjal Akut, UI Sarankan Bentuk Tim Pemantauan Balita

- Rabu, 26 Oktober 2022 | 21:36 WIB
WEBINAR: FKUI Kota Depok mengadakan webinar kesehatan membahas pengaruh etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam ketersediaan obat sirup yang disebut-sebut sebagai penyebab gangguan ginjal akut pada anak. FOTO: UI FOR RADAR DEPOK
WEBINAR: FKUI Kota Depok mengadakan webinar kesehatan membahas pengaruh etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) dalam ketersediaan obat sirup yang disebut-sebut sebagai penyebab gangguan ginjal akut pada anak. FOTO: UI FOR RADAR DEPOK

“Karena itu, para narasumber yang hadir kali ini akan menyampaikan upaya yang bisa dilakukan oleh para dokter untuk menenangkan masyarakat kita,” kata Prof Ari.

Sementara dokter Divisi Nefrologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, Eka Laksmi Hidayati menyebutkan, gangguan ginjal akut merupakan kondisi klinis yang memiliki konsekuensi berat. Penyebabnya, beragam dan timbul pada berbagai variasi klinis.

Terapi AKI menjadi terbatas dan luaran menjadi buruk pada kasus yang terlambat didiagnosis. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa gejala AKI dapat dikenali dalam tiga fase, yaitu  pre-renal, renal, dan post-renal.

“Sebagai dokter di layanan primer, apa yang bisa kita lakukan pertama, sosialisasi gangguan gagal ginjal akut di kalangan Puskesmas. Kita dapat membuat tim pemantauan yang bekerja sama dengan kader puskesmas untuk memantau balita yang terlapor mengonsumsi sirup demam, batuk pilek, maupun yang mengalami diare. Selanjutnya, kita melakukan pemeriksaan penunjang di puskesmas untuk konfirmasi awal dengan membuat SOP/alur pelaporan ke dinas kesehatan bila menemukan kasus, serta siaga dalam perujukan kasus,” kata dr Eka.

Menurut Staf Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI, Frans Suyatna. Etilen glikol tidak berwarna, tidak mudah menguap seperti alkohol, berbau aromatik, dan memiliki rasa manis. Sehingga menarik untuk dicampurkan dengan sirup. Senyawa ini sebenarnya tidak digunakan untuk obat, tetapi merupakan anti-freeze atau anti pembekuan yang digunakan untuk radiator dan mesin kendaraan mobil pada musim dingin serta berguna sebagai solvent (bahan pelarut).

Frans menambahkan, orang yang mengalami keracunan senyawa ini akan mengalami empat fase. Fase pertama, central nervous system (CNS) depression yang berlangsung selama 30 menit hingga 12 jam.

Pada fase ini, orang mengalami mabuk, mual, dan muntah. Kemudian, fase kedua, terdapat gejala di paru-paru yang terjadi selama 12–24 jam. Pada fase ini terjadi deposit calcium oxalate. Fase ketiga, renal stage yang berlangsung selama 24–72 jam.

Pada fase ini gangguan menyerang sistem imun. Fase keempat, late cerebral phase yang berlangsung selama 5–20 hari. Gejalanya, gangguan menyerang susunan syaraf pusat sehingga menyebabkan facial palsy, hearing loss, dan sebagainya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X