Terpisah, Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Barat, Indra Gustari mengungkapkan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan rilis potensi cuaca ekstrem dari tanggal 2 hingga 8 Oktober.
“Berdasarkan analisis terkini, bahwa kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi meningkatkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah dalam satu pekan kedepan, termasuk Jawa Barat,” jelasnya.
Indra melanjutkan, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin, yang dapat meningkatkan aktifitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.
“Kemudian masih aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti Madden Jullian Oscillation (MJO) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, juga secara tidak langsung masih akan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk sebagian wilayah Jawa Barat dalam beberapa hari ke depan,” tuturnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, ungkap Indra, BMKG memprakirakan potensi curah hujan dengan Intensitassedang-lebat, yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang pada periode 9 hingga 15 Oktober di sebagian wilayah Jawa Barat.
Untuk periodetiga hari kedepan (8 – 10 Oktober 2022), ungkap Indra, berdasarkan prakiraan berbasis dampak, wilayah Jawa Barat khususnya bagian barat, tengah dan selatan masih berpotensi terdampak hujan lebat dengan kategori SIAGA.
Selanjutnya, pada 10 Oktober, sebagian wilayah prakiraan berbasis dampak diantaranya Kota Bekasi, Kota Depok, Kab Bogor, Kab Ciamis, Kab dan Kota Tasikmalaya.
“Dalam menghadapi potensi peningkatan curah hujan ini, BMKG merekomendasikanPemerintah Daerah (Pemda) wilayah terdampak dapat segera melakukan antisipasi dan mitigasi di area yang rentan terjadi bencana seperti banjir, banjir bandang, genangan tinggi, longsor, dan lain sebagainya,” terangnya.