RBG.ID-BOGOR, Kasus pelecehan seksual terhadap perempuan kembali terjadi di Kabupaten Bogor. Kali ini dialami seorang perempuan pendaki Kawah Ratu, Jalur Pasir Reungit, Kabupaten Bogor.
Korban melaporkan pelecehan seksual yang dialaminya di Kawah Ratu, Jalur Pasir Reungit, Kabupaten Bogor. Pendakian di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) itu ternyata menguak aksi pelecehan terhadap korban yang lain.
Korban membeberkan aksi bejat oknum petugas kawasan tersebut, Ajid. Kasus yang menimpanya bersama rekan-rekan pendaki itu disampaikannya melalui akun Instagram @irenedea.f, Senin (23/1/2023).
Baca Juga: Seorang Model jadi Korban Pelecehan di Bandung, Begini Kronologisnya
“Pelaku memfoto korban yang difokuskan pada bagian belakang tubuh (bokong) korban. Setelah di cek handphone pelaku, ternyata ada puluhan, mungkin bahkan ratusan foto-foto sejenis ke korban perempuan/pengunjung lainnya. Pelaku sudah bekerja selama sekitar 4 tahun di Taman Nasional tersebut. Saat ini proses penyelidikan masih berlanjut dan sudah dibantu Kares Pasir Reungit dan petinggi lainnya,” ungkapnya lewat post di Instagram.
Lantas bagaimana kronologis pelaku melancarkan aksi pelcehan seksual dnegan memotret bagian sensitif para korbannya itu?
Korban menceritakan, ia bersama keluarganya tiba di Kawah Ratu Jalur Pasir Reungit, Gunung Bunder pada Minggu (22/1/2023) pagi. Sebelum memulai pendakian, ia bersama dua rekan perempuannya mampir ke toilet di kawasan itu.
Baca Juga: Dua Pelaku Pemerkosaan Perempuan 14 Tahun di Klapanunggal Ditangkap
Di toilet itu, ada pelaku yang tampaknya sudah menunggu momen. Setelah dari toilet, kedua rekan perempuan korban duduk di samping musala yang bersebelahan dengan toilet.
“Lalu saya keluar dari toilet dan posisi saya ada di belakang pelaku, yang mana saya melihat jelas apa yang dilakukan, yaitu sedang mengambil foto Caca dan Ima yang sedang duduk di samping mushola secara diam-diam (pelaku berpura-pura sedang video call pada saat itu),” terangnya.
Parahnya lagi, korban melihat bahwa foto tersebut dibagikan (share) ke grup WhatsApp pelaku.
Pelaku pun langsung ditegur korban dengan ancaman bakal dipidanakan. Namun, pelaku mengelak bahwa foto yang diambilnya untuk kepentingan dokumentasi kawasan pendakian.
Foto yang dikirimkan itu pun segera dihapus pelaku. Korban masih terus mengawasi gerak-gerik pelaku. Korban juga menceritakan kejadian itu kepada pacarnya yang ikut dalam rombongan.
Pacar korban pun langsung menemui pelaku. Tak ingin terjadi kekerasan, pelaku hanya difoto dan dicatat namanya. Pacar korban juga mengancam pelaku sekaligus mengecek foto dua rekan korban itu.