RBG.ID – Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan BKMM Kota Bogor mewisuda para peserta Ngalatih Jadi Daiyyah (Ngajadi), Minggu (23/7/23) di Gedung PPIB Kota Bogor.
Sebelum diwisuda para peserta yang notabene kaum ibu di Kota Bogor ini terlebih dahulu mengikuti program Ngajadi selama hampir 16 bulan.
Ketua DMI Kota Bogor, Ade Sarmili mengaungkapkan, Ngalatih Jadi Daiyyah (Ngajadi) adalah salah satu program unggulan kolaboratif antara BKMM dan DMI Kota Bogor, untuk melatih dan menghasilkan pimpinan Majelis Ta'lim yang memiliki kompetensi sesua dengan mandziru qaumahum.
“Hari ini kita mewisuda mereka di gedung PPIB Kota Bogor setelah menempuh pembelajaran selana 16 Bulan.,” kata Ade disela-sela kegiatan.
Menurutnya, Sebanyak 286 peserta mengharubiru pada saat wisuda di Kota Bogor tersebut.
Hadir pada kesempatan wisuda tersebut Bapak Wakil Wali Kota Bogor yang berkenan mewisuda para peserta, Kabag Kesra, ketua MUI, Ketua BWI, Ketua BAZNAS, Ketua FKUB, ketua KPU, Ketua BAWASLU, Ketua BKPRMI, ketua Ormas Islam dan pimpinan lembaga.
Baca Juga: Arsenal menderita kekalahan 2-0 dari Manchester United dalam pertandingan persahabatan pramusim
“Setelah ini pada bulan Agustus akan dibuka NGAJADI angkatan ke 2,” ujarnya.
Lebih jauh dia mengatakan, Diantara kegiatan DMI dan BKMM Kota Bogor melakukan empowering atau penguatan masyakat Majelis Ta'lim dalam bentuk NGAJADI (Ngalatih Jadi Daiyyah) yang pesertanya adalah para pimpinan Majelis Ta'lim di Kota Bogor, mereka kuliah dua kali dalam sebulan setiap minggu pertama dan ketiga mulai jam 08.00 - 12.00 WIB dengan dua sesi.
Angkatan pertama ini setelah melewati seleksi diantaranya, tes baca al- Qur'an, bahasa Arab/Inggris, baca kitab Kuning, penguasaan nahu shorif dan wawasan keislaman lainya tersaring peserta sebanyak 285 orang.
Baca Juga: Dewi Korea dan Indonesia Satu Frame! Rossa Bagikan Foto Bersama Taeyeon
“The Power Of Ema Ema adalah potensi yang tidak boleh diabaikan, bahkan hampir 58 persen masyakat kita adalah perempuan, akan sangat berbahaya kalo kelompok mereka tidak mendapatkan sentuhan keilmuan yang memadai terutama para "patron" ibu ibu dimasyarakat yaitu pimpinan Majelis Ta'lim,” beber dia.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedi A. Rachim mengatakan, perlu dilakukan pembaharuan kurikulum pada tiga aspek penting yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Dan, Perencanaan majelis talim harus didahului dengan kegiatan kajian kebutuhan "needs assessment "secara akurat agar pendidikan majelis talim fungsional.