RBG.ID-BOGOR, Pembongkar sebagian stuktur fondasi Jembatan Otista, Kota Bogor, menuai polemik. Sebab, fondasi jembatan yang dibangun tahun 1920 itu dinilai memiliki nilai sejarah.
Sebab, perbincangan soal benda cagar budaya (BCB) tengah ramai diperbincangkan di Kota Bogor. Lantaran rencana Pemkot Bogor melaksanakan proyek penggantian Jembatan Otista.
Proyek ini pun mendapat sorotan karena terdapat bagian dari jembatan ini diduga merupakan cagar budaya.
Baca Juga: Profil Perjalanan Gia Kim di Dunia Peran Hingga Mainkan Yuri di 'XO,Kitty'
Ketua Komisi III DPRD Kota Bogor, Zaenal Abidin pun angkat suara soal kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang memutuskan membongkar sebagian stuktur fondasi Jembatan Otista Bogor.
Zaenal menyebutkan, meski secara resmi belum mendapatkan informasi langsung, namun Wali Kota Bogor Bima Arya sudah mengumumkan akan mempertahankan sebagian struktur jembatan yang dibangun 1920 melalui media sosialnya.
“Kontruksi tetap sesuai perencanaan. Hanya saja pondasi yang dianggap BCB (Benda Cagar Budaya) dipertahankan, jadi mungkin pak wali menggunakan plan B (untuk pembangunan Jembatan Otista,” kata Zaenal, Minggu (21/5/2023).
Pihaknya akan mengawal pengerjaan pembangunan jembatan Otista Kota Bogor. Menurutnya, Komisi III DPRD sekaligus akan memastikan pengerjaan sesuai dengan perencanaan dan selesai tepat waktu.
“Dengan jadwal yang sudah ditentukan mudah-mudahan sih tidak terganggu. Mereka sudah mempersiapkan plan A dan B. Dan kami berharap jembatan dapat selesai tepat waktu dan bisa mengurai kemacetan, (Dan) tidak terganggu dengan polemik BCB,” tekan dia.
Ia juga meminta agar Pemkot Bogor menghitung ulang kekuatan jembatan ketika ada struktur fondasi jembatan yang lama yang tidak dihancurkan.
Baca Juga: Kandaskan Korea Selatan 3-0, China Raih Gelar Juara Sudirman Cup untuk ke-13 Kalinya
Sebelumnya, Zenal mengaku sempat memanggil Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor dan dinas terkait. Ia mempertanyakan semuanya.
“Pernah diceritakan katanya tahun 1980, kami merujuk apa yang dijelaskan PUPR, berarti pembongkaran (dilakukan) keseluruhan dan tidak ada bahasa jembatan itu cagar budaya,” ucap dia.