Padahal, Kapolda Metro Jaya memiliki tanggung jawab dan kewenangan yang sangat vital.
Baca Juga: KBRI Paris Buka Kelas Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Baru Tahun Ini
”Apalagi menjelang Pilpres 2024. Secara kultur, biasanya Kapolda Metro Jaya diisi oleh mantan Kapolda wilayah lain,” paparnya.
Bahkan, dulu persyaratan untuk menduduki Kapolda Metro Jaya itu telah dua kali menjadi Kapolda dan satu di antaranya menduduki polda tipe A.
”Makanya, susah memang tidak menghubungkan pengangkatan ini dengan politik,” jelasnya.
Baca Juga: Sempat Singgung Tragedi Kanjuruhan, Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia Resmi Dibatalkan
Sedangkan, pengangkatan Irjen Fadil Imran menjadi Kabaharkam, dia mengatakan bahwa terlepas adanya kontroversi selama menjabat Kapolda Metro Jaya, Fadil Imran tergolong sukses menjaga keamanan di Jakarta.
”Jakarta aman selama dipimpin Fadil,” tuturnya.
Berbeda lagi mutasi untuk Irjen Helmy Santika yang baru saja terdapat kasus anak buahnya bunuh diri.
Baca Juga: Waspada Curanmor di Bulan Ramadan, Terekam Dua Aksi Curanmor di Dukuh Zamrud
Dia mengatakan, Irjen Helmy sepertinya mengikuti jejak pendahulunya, Irjen Akhmad Wiyagus.
”Dari Kapolda Gorontalo menjadi Kapolda Lampung,” urainya.
Baca Juga: Tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Berhasil Mengamankan 9 Remaja Diduga Hendak Tawuran
Secara umum melihat komposisi mutasi tersebut, dia mengatakan bahwa Kapolri ingin melakukan konsolidasi gerbongnya. Mengingat para senior 1988 mulai banyak yang pensiun.
”Menjadi momentum mengisi dengan orang-orang dekat Kapolri,” jelasnya. (idr/c6/oni)