Ia menyebut bahwa warga tidak sembarangan masuk, melainkan sedang membantu penyusunan amunisi atas permintaan TNI.
“Bukan mulung, lagi bantu menyusun amunisi. Sudah disuruh sama TNI, tapi setelah kejadian justru disalahkan. Sakit hati bacanya,” tulis akun tersebut mengutip pernyataan dari pihak keluarga korban.
Perdebatan di media sosial pun semakin panas, karena belum ada kejelasan resmi mengapa warga sipil bisa berada begitu dekat dengan lokasi pemusnahan amunisi aktif.
Akun lain seperti @yasinthohari menyebut bahwa warga diduga mendapat informasi bahwa sisa amunisi yang sudah meledak bisa diambil dan dijual, sehingga berbondong-bondong mendatangi lokasi.
Keterangan lebih lanjut juga menyebut bahwa korban dari pihak TNI bukan prajurit biasa, melainkan perwira tinggi, termasuk seorang Kolonel dan Mayor, yang disebut menerima penghargaan anumerta pasca kejadian.
Hal ini memperkuat dugaan bahwa insiden ini bukan semata kesalahan warga.
Hingga saat ini, pihak TNI belum mengeluarkan pernyataan resmi secara lengkap terkait penyebab pasti ledakan maupun kronologi kehadiran warga di lokasi.
Publik menanti investigasi menyeluruh agar insiden serupa tidak kembali terulang dan untuk memastikan pertanggungjawaban dari seluruh pihak yang terlibat.***