Tekad kuatnya itu membawa Vita untuk mengawali hidupnya dalam menanam tanaman kaktus.
Di tahun 2018, Vita memulai usahanya dengan hanya 30 tanaman kaktus, di mana modalnya ia gunakan dari uang sisa belanja yang diberikan oleh suaminya.
Dalam mengawali usahanya, rupanya berjalan sangat lambat. Bahkan, di tiga bulan pertama, tanaman kaktus yang dijajalnya belum ada yang laku terjual.
"Selama tiga bulan pertama, penjualan tidak ada sama sekali," tambahnya.
Baca Juga: Sukabumi Dikepung Banjir, Tim SAR Evakuasi 24 Korban Terjebak Banjir di Puskesmas
Beruntung, ia punya kesempatan untuk mengikuti pameran tanaman hias di Magelang sehingga memberi harapan baru.
Penjualan di acara ini meningkatkan semangat Vita untuk berjuang menjajalkan tanaman kaktusnya.
Namun, saat masa pandemi rupanya membawa tantangan tersendiri baginya. Hal itu disebabkan oleh adanya pembatasan sosial yang membuat pelanggan tidak bisa datang langsung.
Salah seorang pembeli menyarankan untuk menjual kaktus secara online melalui toko online dengan menawarkan gratis ongkir.
Baca Juga: Tragis! Jelang Hari Pernikahan, Aktris Rusia Tewas Terseret Ombak Saat Yoga di Tepi Pantai
Saran ini memberikan dampak positif yang besar bagi Vita. Dalam waktu tiga bulan, Vita berhasil menjual minimal 20 paket kaktus per hari, dengan omzet mencapai 200 juta rupiah per bulan pada tahun 2020.
Selain fokus pada bertani kaktus, Vita dan suaminya juga mulai menanam cabai rawit.
"Di daerah kami, banyak tanaman cabai yang kurang optimal hasilnya. Kami belajar dan berhasil meningkatkan kualitas hasil pertanian kami," lanjut Vita.
Mereka juga berbagi pengetahuan dengan petani lokal untuk meningkatkan teknik budidaya cabai.
Baca Juga: Pengumuman Darurat Militer Buat Jadwal Hiburan di Korea Selatan Terancam Batal