RBG.id - Gempa bumi magnitudo (M) 5,8 mengguncang wilayah Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin, 26 Agustus 2024, pukul 19.59 WIB.
Kepala BMKG, Daryono menuturkan, gempa tersebut dipicu aktivitas deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng atau megathrust.
Ia mengatakan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa dangkal.
Baca Juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,8 Guncang Gunungkidul, Data Sementara BPBD Belasan Rumah Alami Kerusakan
"Gempa Gunungkidul merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antar lempeng (megathrust)," dikutip dari Twitter atau X Daryono @DayonoBMKG, Selasa, 27 Agustus 2024.
"Hasil analisi mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme naik (thrust)," imbuhnya.
Ia melanjutkan, gempa tektonik tersebut terjadi di Samudra Hindia yang berlokasi di selatan Gunungkidul.
Baca Juga: Jelang Laga Indonesia vs Argentina, Timnas Indonesia U20 Diminta Fokus
Gempa bumi ini terletak di laut dengan kedalaman 42 kilometer atau pada koordinat 8,85 derajat LS; 110,17 derajat BT, yang berjarak 107 kilometer arah barat daya Gunungkidul.
Gempa bumi tersebut dirasakan di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI.
Sementara di Karangkates, Malang, Pacitan, Nganjuk, Trenggalek, Madiun, Kediri, Blitar, Cilacap, Banyumas, solo, Surakarta, dan Klaten dengan skala intensitas II-III.
Sementara itu, berdasarkan analisis seismologis BMKG, gempa bumi tersebut dipastikan tidak berpotensi tsunami.
Di sisi lain, BPBD Gunungkidul mencatat ada 16 rumah yang mengalami kerusakan akibat gempa bumi itu.