RBG.ID - Baru-baru ini kasus penganiayaan balita sedang marak terjadi di tempat penitipan anak Daycare Depok.
Kasus penganiayaan balita itu menyita perhatian publik setelah video rekaman CCTV memperlihatkan tindakan penganiayaan terhadap anak dan balita, seperti memukul, mencubit, menginjak hingga menusuk dengan gunting.
Sontak saja video rekaman itupun viral di media sosial. Diketahui, rekaman CCTV yang terjadi di Daycare Depok Wensen School Indonesia sudah diterima oleh orangtua korban sejak 24 Juli 2024 dari staf guru yang bekerja di daycare milik pelaku.
Pihak Kepolisian Resor Metro Depok akhirnya berhasil meringkus pemilik Daycare, Meita Irianty yang terlibat melakukan kasus penganiayaan balita di tempat daycare miliknya.
Penangkapan itu dilakukan setelah polisi mendapat laporan dari orangtua korban yang mendapati tubuh anaknya mengalami luka lebam dan trauma akibat kekerasan yang dilakukan oleh Meita Irianty.
Menanggapi kasus penganiayaan yang terjadi, Psikiater Jiemi Ardian dalam sebuah video menjelaskan kemungkinan alasan mengapa pelaku melakukan tindakan kekerasan tersebut.
Baca Juga: Tempat Ibadah Penuh Sejarah, Cek Daftar Gereja Terdekat di Bogor Beserta Alamatnya di Sini
Salah satu kemungkinan yang disebutkan adalah adanya trauma masa lalu yang mungkin mempengaruhi perilaku pelaku.
Dalam unggahan akun Instagram salah satu Psikiater Jiemi Ardian mengungkap, seseorang bisa menjadi pelaku kekerasan meski sebelumnya ia pernah menjadi korban.
Video singkat itu juga menjelaskan, status sebagai mantan korban tidak menghilangkan 'dosa' pelau yang telah melakukan kekerasan kepada korban.
Baca Juga: Bersabar Saat Disakiti, ini Sederet Doa Agama Kristen Untuk Penyembuh Hati yang Terluka
Dalam videonya, ia menyebut salah satu pemicu seseorang bisa melakukan kekerasan adalah trauma yang dialaminya di masa lalu dan tidak ditangani dengan baik.