Warga Leuwiliang Bogor Keluhkan Spaning Tegangan Listrik, Lapor Setahun Lalu Tapi PLN Belum Respon

RBG.ID - Konsumen listrik di Leuwiliang menjerit. Bukan karena tagihan yang membengkak, melainkan terjadi spaning atau penurunan daya listrik yang sangat ekstrem.

Akibat adanya spaning daya listrik, beberapa alat-alat elektronik seperti AC, kulkas milik warga Leuwiliang tidak berfungsi dengan baik dan normal.

Kondisi ini membuat beberapa warga Leuwiliang merasa kecewa dengan pihak PLN karena hingga ini keluhan tersebut tidak segera diatasi.

Baca Juga: Alhamdulillah Bulan Depan Gaji PNS Naik, Simak Daftar Besarannya Saat Ini

''Kami sangat kecewa dengan PLN. Keluhan kami ini sudah setahun lalu disampaikan. Kami datang ke PLN Unit Leuwiliang di Cibungbulang, tapi sampai saat ini, tidak ada reaksi apapun dari PLN,'' ujar Mas'ud warga Kampung Tegal RW 11, Desa Leuwiliang kepada wartawan.

Mas'ud mengungkapkan penurunan daya listrik di wilayahnya dan di rumahnya hanya menyisakan 150 Kwh.

Akibatnya, lampu-lampu penerangan dan alat elektronik tidak bekerja dengan maksimal.

Baca Juga: Soraya Rasyid Membiasakan Olahraga Pagi

Mengetahui kondisi tersebut, masyarakat sepakat membuat surat permohonan pembuatan dapur listrik di sekitar lokasi ke PLN.

''Kami datang ke PLN di Cibungbulang.. Alhamdulillah, belum ada respon dari mereka, '' cetus Mas'ud.

Mas'ud menambahkan, listrik di wilayahnya sudah ada sejak tahun 1979-1980. Saat itu di wilayahnya belum banyak rumah dan bangunan lain yang berdiri.

Baca Juga: Tak Terima Fotonya Dipakai Iklan Obat Pelangsing, Melly Goeslaw Tegas Lakukan Ini

Seiring pertumbuhan ekonomi di Leuwiliang dan jumlah penduduk makin banyak, konsumen PLN pun semakin banyak.

''Harusnya PLN melakukan riset ke semua titik jangkauan listrik. Mereka mengevaluasi dan membuat rencana kerja untuk wilayah yang sudah padat konsumen listriknya. Jangan hanya mengejar target pembayaran listrik bulanan dari masyarakat saja. Kami telat saja PLN denda. Nah.. Ini kami dirugikan spaning, PLN nya diam saja,'' pungkasnya.