Ia melihat upaya relokasi tidak bisa begitu saja dilakukan sebab barang dagangannya perlu tempat yang aman bukan sekadar kios semi permanen.
Akibatnya, ia mesti bertahan dan bersabar hingga proyek penggantian jembatan rampung yakni Desember 2023. Dirinya berharap ada uluran tangan dari Pemerintah Kota Bogor untuk menyokong usahanya.
Kerugian juga turut dirasakan Arifin, Pemilik Toko Bogor Oxygen di Jalan Otista. Ia juga kehilangam banyak pembeli dan hanya menggantungkan asa pada pelanggan setianya. Padahal biasanya ia dapat menjual 20-30 tabung dalam sehari.
Ia ikhlas dengan kebijakan yang diterapkan Pemerintah Kota Bogor. Arifin memprediksi omzetnya akan anjlok selama seminggu ke depan karena masyarakat masih beradaptasi.
Arifin bahkan membuat konten video informasi dan tata cara menjangkau tokonya di media sosial untuk memberi tahu para pelanggan bahwa mereka tetap bisa membeli oksigen di tokonya.
“Kami putar otak supaya masyarakat tahu kami masih buka. Saya buatkan video cara untuk ke sini, supaya mereka tidak ragu dan tetap bisa membeli,” ujarnya. (fat)
Artikel Terkait
Sejarah Jembatan Otista Pertama Kali Dibangun 1920 dan Diperlebar Tahun 1970
SSA Harus Dihapus Demi Mengurai Kemacetan Akibat Penutupan Jembatan Otista Kota Bogor
Catat! Pemkot Bogor Perpanjang Jam Masuk Sekolah Pukul 08.00 WIB Hingga 16 Mei Dampak Penutupan Jalan Otista
Dampak Penutupan Jembatan Otista, Jam Masuk Sekolah Pukul 08.00 WIB Diperpanjang Hingga 16 Mei
Putaran Dampak Penutupan Otista Terlalu Jauh, Banyak Kendaraan Bermotor Sekitar SSA Kota Bogor Terobos Barier