Terlebih, kemajuan pesat di Kota Bogor selama 5 tahun terakhir terjadi pada saat kota-kota lainnya mengalami dinamika penurunan peringkat.
“Indeks ini menjelaskan bahwa merawat toleransi bukanlah hal mudah, terutama bagi kota-kota yang masuk kategori kota urban dengan kompleksitas sosial yang tinggi, seperti Kota Bogor,” katanya.
Bima mengungkapkan jika capaian tersebut merupakam hasil kerja keras semua pihak. Menurutnya kunci kesuksesan Kota Bogor adalah komitmen Pemkot untuk menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak.
IKT 2022 menjadi publikasi ke-6 SETARA Institute. Indeks ini bertujuan unruk menyajikan data tentang indeks kinerja setiap elemen kota di antaranya pemkot hingga elemen masyarakat dalam mengelola kerukunan toleransi, wawasan kebangsaan, dan inklusi sosial.
Dalam menentukan peringkat atau skornya studi IKT yang dilakukan SETARA Institute menetapkan 4 variabel dengan 8 indikator alat ukur. Di antaranya Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Kebijakan diskriminatif, peristiwa intoleransi, dinamika masyarakat sipil, pernyataan publik pemkot, tindakan nyata pemkot, heterogenitas agama, dan inklusi sosial keagamaan. (fat)
Artikel Terkait
Siap-Siap, BLACKPINK Bakal Rilis Game Multiverse Tahun Ini!
Kebakaran Hebat Kembali Terjadi, Kali Ini Toko Kelontongan di Cileungsi Terbakar
Kondisi Terkini Arus lalu Lintas di Traffic light Pancoran Arah Tebet
Tegaskan ASN Untuk Hidup Sederhana, Sekjen Kemendagri: ASN Bukan Pekerjaan untuk Jadi Orang Kaya
Damkar Berhasil Padamkan Kebakaran Rumah di Pondok Rangon Jakarta Timur