Founder PlusTik, Reza Hasfinanda mengatakan, pengelolaan sampah dari TPA jarang dilakukan karena perlu kerja ekstra dalam memilah sampah plastik pada gunungan sampah, yang kemudian harus dibersihkan kembali hingga bersih.
Baca Juga: Jelang Piala Asia U-20 Melawan Irak, Ronaldo Optimis Timnas Membawa Kemenangan Untuk Indonesia
Namun lanjut dia, jika pengelolaan dihulu tidak dilakukan, maka sampah plastik akan tetap berada abadi di TPA.
Itulah yang kemudian mendasari PlusTik untuk masuk ke TPA, dan sejak April 2022 hingga Desember pihaknya berhasil mengolah 35 ton sampah plastik rendah nilai, seperti kemasan mie instan, kantong kresek, bungkus kopi, popok bayi dan sebagainya di TPA Galuga Kota Bogor menjadi paving block.
"Kami berterima kasih kepada pak wali dan pak wakil karena berawal ketemu, kemudian ngobrol, hingga kita diizinkan untuk olah sampah plastik di TPA. Support Pemkot, Kepala Dinas Lingkungan Hidup sangat luar biasa. Kita kerja bareng mengolah sampah memperbaiki lingkungan," ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bogor, Denni Wismanto menjelaskan, yang terpenting dalam pengelolaan sampah dan perbaikan lingkungan untuk kota berkelanjutan adalah kolaborasi dengan berbagai pihak.
"Yang terpenting kita harus kolaborasi. Karena gak bisa semua dilakukan oleh DLH sendiri. Tetapi harus banyak melibatkan stakeholder di Kota Bogor yang bisa mendukung. Ini sangat diharapkan kota-kota di Indonesia sebagai salah satu bagian dari manajemen lingkungan," ujarnya. ***
Artikel Terkait
Bima Arya Tegaskan Tidak Ada Penambahan Armada BisKita
Setelah 28 Tahun, Bima Arya Catatkan Sejarah Kota Bogor Raih Piala Adipura
Piala Adipura Diarak Keliling Kota Bogor, Wali Kota Bima Arya : Jangan Sampai Pergi Lagi
Piala Adipura Diarak Keliling Kota Bogor, Bima Arya Bilang Begini
Dapat Piala Adipura, Bima Arya: Kota Bogor Harus Tetap Glowing