RBG.ID - Kasus peretasan data yang melibatkan sosok dengan identitas Bjorka sempat menghebohkan publik Indonesia pada periode 2022–2023.
Aksinya memicu perdebatan soal keamanan siber nasional, tata kelola data publik, hingga keseriusan pemerintah dalam melindungi informasi sensitif masyarakat.
Kasus ini kembali disorot setelah Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial WFT (22), pemilik akun X dengan nama @bjorkanesiaa, di Minahasa, Sulawesi Utara.
Baca Juga: Ini Penampakan Sosok Bjorka Ditangkap Polisi, Ternyata Tak Lulus SMK hingga Belajar Retas Otodidak via Medsos
Hacker Bjorka diketahui pertama kali muncul ketika menjual data pelanggan Tokopedia di Breached.to pada April 2020.
Data yang diperdagangkan termasuk user ID, password hash, email hingga nomor telepon.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini daftar data yang diduga dibobol oleh hacker Bjorka:
Baca Juga: Tayang November 2025, Trailer Film Terbaru Joko Anwar 'Legenda Kelam Malin Kundang' Resmi Dirilis
• April 2020: Hacker Bjorka menjual data pelanggan Tokopedia di Breached.to.
• Agustus 2022: Dugaan peretasan data 26 juta riwayat penelusuran pelanggan IndiHome.
Data meliputi kata kunci, email, nama, jenis kelamin, dan NIK. Namun dugaan ini dibantah oleh SVP Corporate Communication and Investor Relation Telkom Ahmad Reza.
• September 2022: Hacker Bjorka mengaku dirinya meretas sistem surat menyurat milik Presiden Jokowi selama 2019 - 2021, termasuk dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Jumlahnya diklaim 679.180 dokumen berukuran 40 MB setelah diperkecil kapasitasnya dan 189 MB sebelum dikompres.
Baca Juga: Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026: 9 Pemain Timnas Indonesia OTW ke Arab Saudi, Ini Daftarnya
Kepala Sekretariat Presiden atau Kasetpres Heru Budi Hartono menegaskan tidak ada surat dan dokumen untuk Presiden Jokowi yang bocor di internet.
• September 2022: Dugaan peretasan 105 juta data masyarakat yang terkait pemilihan umum. Data berupa NIK, Kartu Keluarga, nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, hingga umur.
• September 2022: Dugaan peretasan data pribadi beberapa pejabat, di antaranya Kepala Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN Hinsa Siburian, mantan pejabat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Rafael Alun Trisambodo, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR Puan Maharani.
• September 2022: Dugaan peretasan 1,3 miliar data registrasi SIM Card milik Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kominfo.
Baca Juga: Krisis Kiper, Patrick Kluivert Panggil Nadeo Argawinata untuk Laga Timnas Indonesia vs Arab Saudi dan Irak
Data sebesar 87 GB ini berisi NIK, nomor ponsel, operator telekomunikasi, dan tanggal registrasi. Data dilego senilai US$ 500 ribu atau Rp 745 juta.
• November 2022: Dugaan peretasan sebanyak 44,2 juta data pengguna MyPertamina.
Ukuran data diklaim mencapai 30 GB yang terdiri dari keterangan berupa nama, email, NIK, NPWP, nomor telepon, dan pengeluaran pengguna. Data ini dijual seharga US$ 25 ribu atau Rp 392 juta.
• November 2022: Dugaan peretasan sebanyak 3,2 miliar data pengguna PeduliLindungi.
Maret 2023: Hacker Bjorka mengunggah file 5GB berisi 19.564.922 data anggota BPJS Ketenagakerjaan di Breached.vc.
Baca Juga: LAGI DAN LAGI! 68 Siswa di Banjar Alami Keracunan Menu MBG Gegara Santap Ayam Suwir Diduga Sudah Basi
Data yang diklaim milik anggota BPJS Ketenagakerjaan itu dibanderol US$ 10 ribu atau sekitar Rp 154 juta.
• Maret 2023: mengunggah data yang diduga milik Rafael Alun Trisambodo.
• Juli 2023: 35 juta data pengguna IndiHome diduga diretas oleh hacker Bjorka. SVP Corporate Communication & Investor Relation Telkom Ahmad Reza saat Press Conference Digiland membantah hal ini.
• Juli 2023: 34,9 juta data pemilik paspor diduga bocor dan diperjualbelikan secara daring di situs bjork.ai US$ 10.000 atau sekitar Rp 150 juta. Akan tetapi, belum ada kepastian apakah situs ini dikelola oleh Bjorka.
• September 2024: hacker Bjorka menjual enam juta data pajak
• Februari 2025: Pada Februar 2025, akun X dengan nama Bjorka mengklaim kelompok peretas ransomware memiliki 890 ribu akses ke data nasabah dan 4,9 juta basis data BCA dan menjual data tersebut ke dark web.
Meski mengaku menggunakan nama hacker Bjorka sejak 2020, polisi masih menyelidiki apakah WFT adalah sosok yang benar-benar berada di balik deretan peretasan besar yang sempat bikin heboh Indonesia.***
Artikel Terkait
Waduh, BSSN Sebut Aksi Hacker Bjorka Tak Ganggu Infrastruktur Informasi Nasional
Jadi Tersangka Karena Diduga Bantu Bjorka, Pemuda asal Madiun Ini Wajib Lapor
Polri Tegaskan Timsus Tengah Memburu Bjorka yang Asli
Hacker Bjorka Diduga Jual 217 Juta Data Milik Dukcapil Kemendagri Di Breachforums
Ini Penampakan Sosok Bjorka Ditangkap Polisi, Ternyata Tak Lulus SMK hingga Belajar Retas Otodidak via Medsos