RBG.ID - Hujan meteor Lyrid menjadi salah satu fenomena astronomi yang akan terjadi pada April 2025. Hujan meteor Lyrid dikenal mampu menghasilkan fireball (meteor terang) yang spektakuler.
Fenomena hujan meteor Lyrid diprediksi akan terjadi dengan puncaknya pada 22 hingga 23 April 2025. Lantas apa itu hujan meteor Lyrids April 2025?
Melansir laman Earth Sky pada Kamis 3 April 2025, Hujan meteor ini dapat menghasilkan sekitar 18 meteor per jam dengan kecepatan 49 km per detik.
Baca Juga: Sah! FIFA Rilis Jadwal Timnas Indonesia vs China, Kick Off Malam Takbiran Pukul 20.45 WIB
Bulan sabit dengan iluminasi 38 persen saat puncak fenomena ini tidak akan terlalu mengganggu pengamatan.
Waktu terbaik untuk mengamati adalah setelah pukul 22:30 waktu setempat untuk wilayah di belahan utara, dan setelah tengah malam untuk belahan selatan. Titik radian Lyrid terletak di konstelasi Lyra yang sering disebut April Lyrids
Hujan meteor ini teramati sejak 2600 tahun yang lalu sehingga merupakan hujan meteor paling lama dibandingkan yang lainnya.
Baca Juga: Profil hingga Perjalanan Karir Satine Zaneta, Pemeran Doti dalam Film Pengepungan di Bukit Duri
Hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor yang berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1.
Setiap tahun, hujan meteor Lyrid berlangsung pada April dan bisa diamati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya. Saat terjadi hujan meteor Lyrid, Bulan cembung besar tampak sepanjang malam.
Komet Thatcher ditemukan pada 1861 oleh seorang ilmuwan bernama A. E. Thatcher. Nama lain dari komet ini adalah C/1861 G1.
Baca Juga: Perkuat Inisiatif Blue Carbon, Kementerian LH jalin Kerjasama dengan GGGI
Komet Thatcher ditemukan ketika ia berada pada titik perihelion atau jarak terdekatnya dengan matahari.
Diketahui, NASA belum mengklasifikasikan Thatcher sebagai objek astronomi yang berbahaya lantaran orbitnya tidak begitu dekat dengan bumi.
Untuk saat ini, komet Thatcher sedang berada di suatu tempat yang sangat jauh. Ilmuwan memperkirakan C/1861 G1 akan kembali lagi pada 2283.
Baca Juga: Gabung Skuad ASEAN All Stars vs Manchester United, Asnawi dan Ferarri Resmi Wakili Timnas Indonesia?
Thatcher merupakan komet periode panjang, yaitu komet yang membutuhkan waktu lebih dari 200 tahun untuk menyelesaikan satu kali orbitnya pada matahari. Sejak ditemukan pada 1861, hingga saat ini Thatcher belum terlihat lagi.
Mengutip dari NASA, benda langit tersebut membutuhkan waktu sekitar 415 tahun untuk menyelesaikan orbitnya terhadap matahari. Ssaat ini C/1861 G1 masih berkelana ke tempat yang sangat jauh di luar angkasa.
Ia akan mencapai di titik terjauhnya dari matahari pada 2070 dan diperkirakan kembali pada 2283. Oleh sebab itu Thatcher diklasifikasikan sebagai komet periode panjang.***
Artikel Terkait
Pesawat NASA Sukses Tabrak Asteroid, Lho Kok?
Ilmuwan AS Sebut Ada Asteroid Raksasa yang Berpotensi Melintasi Jalur Bumi
Fenomena Hujan Meteor akan Terjadi pada 13 Agustus 2023, Berikut Cara Melihatnya Tanpa Memerlukan Alat Khusus
Heboh! Benda Bercahaya Menyerupai Meteor Melesat di Langit Klaten-Garut
Begini Pengakuan Warga Garut Terkait Hebohnya Benda Bercahaya Diduga Meteor Jatuh di Langit Tadi Malam
Ngeri! NASA Prediksi Asteroid Bennu Berpotensi Jatuh di Bumi