RBG.ID-BOGOR, Angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bogor terus naik secara drastis selama tiga bulan terakhir. Jika ditotal, ada 352 orang terjangkit DBD yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes aegypti & Aedes albopictus betina ini.
Data Dinas Kesehatan Kota Bogor, peningkatan kasus DBD mulai terjadi pada Mei 2023. Jika sebelumnya kasus DBD hanya 79 orang. di bulan selanjutnya meningkat hingga 104 orang.
Kemudian kasus DBD semakin bertambah pada Juli dan Agustus, yakni sebanyak 113 dan 135 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bogor, Bai Kusnadi mengatakan, ada 5 kelurahan tertinggi yang memiliki sebaran kasus DBD pada Januari hingga Agustus 2023 berada, yakni Kelurahan Baranangsiang sebanyak 37 kasus.
Baca Juga: KCCI Gelar Drama Musikal Gratis ‘SACHOOM 2 ‘Let’s Dance Crazy!’ di TIM dan Global Jaya School
Kemudian Kelurahan Pasir Jaya dengan 34 kasus, Kelurahan Kedung Badak sebanyak 31 kasus, Kelurahan Cikaret sebanyak 26 kasus dan Kelurahan Empang sebanyak 24 kasus DBD.
Hingga Agustus 2023, Dinkes Kota Bogor mencatat empat pasien meninggal dunia akibat kasus DBD. Jumlah ini masih lebih sedikit jika dibandingkan angka kematian pada tahun 2021, yakni 7 orang pasien, dan tahun 2022 sebanyak 8 orang.
“Upaya pengendalian dilakukan Dinkes Kota Bogor, antara lain menerbitkan Surat Edaran Kesiapsiagaan Peningkatan Kasus DBD pada 30 Juli 2023. Serta meningkatkan peran masyarakat dalam pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti sesuai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melaksanakan kegiatan Pemberantasan Nyamuk (PSN) secara mandiri seminggu sekali,” ujarnya kepada Radar Bogor, Sabtu (16/9/2023).
Baca Juga: Kecelakaan Maut, Pengendara Motor CB150R Tewas di Jalan Raya Empang Kota Bogor
Dinkes Kota Bogor juga melakukan pengendalian vektor nyamuk Aedes aegypti secara kimiawi dengan melakukan kegiatan Fogging Focus atas indikasi, secara biologis dengan Biolarvasida (Bakteri Pemakan Jentik), dan PSN DBD.
Upaya pencegahan ke wilayah juga dilakukan dengan meningkatkan kecepatan diagnosis DBD dengan menggunakan NS-1. Mereka mendistribusikannya ke Puskesmas, penatalaksanaan penderita secara adekuat di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah kematian.
“Kami berharap masyarakat juga melakukan upaya pengendalian DBD dengan menguras dan membersihkan penampingan air, menutup rapat penampungan air, dan mendaur ulang barang berpotensi menampung air hujan,” terangnya.(fat)
Artikel Terkait
Selama 2022, Dinkes Kota Cimahi Catat 662 Kasus DBD
DBD di Kota Sukabumi Capai 1028 Kasus, 13 Meninggal
Selama 2022, Delapan Orang Meninggal Akibat DBD di Cianjur
Cegah DBD, Pestigo Bersama Dinkes, DMI dan PWI Bebaskan Puluhan Masjid di Kota Bogor dari Nyamuk Tanpa Asap
Waspada, 4 Warga Kota Bogor Meninggal Dunia Akibat DBD