Hasilnya lingkungan ini pun terlihat sangat bersih dan tertata dengan apik. Papan-papan edukasi digantung di setiap lorong sebagai pengingat warga untuk senantiasa menjaga lingkungannya.
Sampah yang dihasilkan dikelola dengan amat baik. Sampah rumah tangga dikelola secara mandiri melalui TPS 3R bertajuk Sampah Warga Berharga Untung Barokah (Sagara Bertuah). Sampah yang masih memiliki nilai dikumpulkan dan dijual kembali. Sementara sampah tak bernilai dijadikan furnitur dengan cara ecobrick.
Sampah organik diolah warga dengan komposter menjadi pupuk cair dan kompos yang digunakan kembali warga sebagai media bagi tanaman di urban farming. Hadilnya kemudian dikonsumsi kembaki oleh warga.
"Kami coba cetuskan konsep ketahanan pangan di wilayah meskipun lahan kami terbatas. Kami manfaatkan lahan yang tersisa untuk menanam berbagai sayuran dan buah-buahan. Selain itu di urban farming kami juga membudidayakan lele dalam ember," terangnya.
Majunya kawasan ini disegala aspek diawali dari keguyuban masyarakatnya. Di setiap program mereka memegang erat motto "Bangkit Berdaya Berkarya Jadikeun". Silaturahmi dengan rutin dijalin dan dijaga. Masalah di masyarakat dilalui dengan gotong royong bareng sauyunan (Gorengan).
"Aspek yang terus didorong pada warga ialah edukasi. Kami terus dorong merubah paradigma mereka untuk perhatian kepada wilayah. Alhamdulillah sampah yang dulunya tak dipandang, sekarang justru diperebutkan," tutur Yakub.(cr1)