RBG.ID - Menurut Teguh Aprianto, seorang praktisi keamanan siber dan Ethical Hacker di Indonesia. Dalam serangan ini, data sebanyak 1,5 terabyte dicuri, termasuk 15 juta data nasabah dan password untuk akses internal serta layanan yang digunakan oleh Bank BSI
“Setelah kemarin seluruh layanan Bank Syariah Indonesia offline selama beberapa hari dengan alasan maintenance, hari ini terkonfirmasi bahwa mereka menjadi korban ransomware,” ungkap Teguh dalam cuitannya di akun Twitter @Secgron yang sudah diizinkan untuk dikutip inilah.com, Sabtu (13/5/2023).
Teguh juga menjelaskan detil lebih lanjut tentang apa saja yang termasuk dalam kebocoran data ini. “Data yang bocor mencakup informasi karyawan, dokumen keuangan, dokumen legal, dan Non-Disclosure Agreements (NDA),” ungkapnya.
Baca Juga: 450 Tahun Pindah ke Sumedang, Mahkota Raja-raja Kerajaan Padjajaran Kembali Sambangi Kota Bogor
Tidak hanya itu, data pelanggan juga termasuk dalam kebocoran ini. “Data pelanggan yang bocor meliputi nama, nomor handphone, alamat, saldo rekening, nomor rekening, riwayat transaksi, tanggal pembukaan rekening, informasi pekerjaan, dan lain-lain,” tambah Teguh.
Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, sebelumnya telah membantah adanya serangan Ransomware tersebut. “Kami menemukan ada indikasi serangan siber. Kami memutuskan untuk melakukan penonaktifan sementara untuk memastikan sistem aman, tapi tidak ada permintaan tebusan,” ujar Gunardi.
Selama hampir 5 hari sekitar 17 juta lebih Nasabah BSI di seluruh Indonesia berkeluh kesah dan sedikit marah, lantaran mereka tidak dapat melakukan transaksi keuangan mereka baik secara manual maupun digital banking.
Baca Juga: Kinerja Komputer melambat? berikut Cara Mempercepat kinerja komputer