RBG.ID – Momen Sidang Tahunan di Gedung MPR dimanfaatkan Presiden Jokowi (Joko Widodo) untuk menegaskan posisinya pada pemilihan presiden (Pilpres).
Presiden Jokowi resah karena namanya kerap disebut. Seolah yang mengarahkan atau meng-endorse calon presiden (Capres) atau calon wakil presiden (Cawapres) tertentu.
“Sedang tren di kalangan politisi dan parpol (partai politik), setiap ditanya soal siapa Capres Cawapresnya. Jawabannya belum ada arahan Pak Lurah,” kata Presiden Jokowi membuka pidato di Sidang Tahunan.
Baca Juga: Yeay! Pledis Konfirmasi Seungkwan Ikut Comeback SEVENTEEN Oktober Mendatang
Nada Presiden Jokowi tinggi tapi ekspresinya datar. Namun peserta rapat terdengar bertepuk tangan dan ada yang tertawa.
“Saya sempat mikir. Siapaa “Pak Lurah” ini? Sedikit-sedikit kok Pak Lurah. Belakangan saya tahu yang dimaksud Pak Lurah itu ternyata saya,” imbuh Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi tahu jika sebutan Pak Lurah adalah kode untuknya.
Baca Juga: Sempat Diretas, Wuzo Entertainment Umumkan Channel YouTube BLITZERS Telah Kembali
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi menegaskan lagi jika Kepala Negara tidak bisa mentukan capres maupun cawapres. Yang bisa menentukan dua kandidat itu adalah ketua partai maupun koalisi.
“Jadi saya mau bilang itu bukan wewenang saya, bukan wewenang Pak Lurah. Walaupun saya paham sudah nasib seorang presiden untuk dijadikan “paten-patenan”, dijadikan alibi, dijadikan tameng,” curhat Presiden Jokowi.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga kerap menjumpai fotonya dipasang bersama dengan capres tertentu.
Baca Juga: Weeekly Konfirmasi Bersiap Comeback pada Oktober Mendatang
Setiap ke daerah, ada saja fotonya yang bersanding dengan foto capres atau cawapres. ”Sampai ke tikungan-tikungan di desa ada juga,” ucap Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi kembali curhat bahwa dirinya kerap menerima hinaan melalui media sosial. Dia menyadari ini merupkan konsekuensinya menjadi presiden.