Masyarakat lebih mengenal namanya dalam dunia kesehatan.
Baca Juga: Museum Bank Indonesia: Harga Tiket, Alamat, Kegiatan yang Bisa Dilakukan, dan Sejarah Singkat
Namun dalam jajak pendapat tersebut, namanya melambung sampai mengalahkan incumbent Dedie A Rachim yang berada di urutan kedua.
Bahkan, mengalahkan kader-kader partai, kader partai pemenang pemilu 2019 sekalipun di Kota Bogor.
"Bagi saya ini sebuah pesan, bahwa masyarakat Kota Bogor mendambakan sosok pemimpin alternatif yang bukan loe lagi-loe lagi," kata Yusfitriadi.
Walaupun, sambung dia, tentu saja yang namanya poling belum bisa digambarkan sisi area responden, segmentasi responden, usia responden bahkan sangat mungkin tidak diketahui domisili responden, sangat mungkin ada yang ngisi polling ini orang luar Kota Bogor.
Ketiga, tidak masuk kader partai pemenang pemilu 2019 di Kota Bogor.
"Sama-sama kita ketahui pemilu tahun 2014 dan 2019 di Kota Bogor dimenangkan oleh PKS. Namun pada pilkada 2018 yang lalu pasangan yang diusung oleh partai pemenang kalah," tegas Yusfitriadi.
Baca Juga: Lirik Lagu Fromis_9 - #menow
Apakah dengan hasil poling ini kejadianya akan terulang ? kader partai yang diusung oleh partai pemenang pemilu 2019 di Kota Bogor juga akan kalah.
Atau, kata Yusfitriadi, memang PKS sebagai partai pemenang pemilu sudah tidak memiliki kader yang mumpuni untuk diusung dalam pilkada 2024 di Kota Bogor.
Keempat, posisi Raendi.
"Sangat mungkin dengan berkibarnya nama Raendi merupakan fenomena yang menarik partai-partai politik untuk meminangnya dan diusung oleh partai politik pada pilkada 2024 mendatang. Tentu saja Raendi harus hati-hati dalam memilih posisinya, karena bisa jadi ketika Raendi masuk ke pusaran partai politik akan memperlemah positioningnya di mata publik," pungkas Yusfitriadi. **