Senin, 22 Desember 2025

Pembentukan Poros Keempat Golkar-PAN Bisa Mengubah Konstelasi Politik Nasional

- Senin, 29 Mei 2023 | 07:48 WIB
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali melakukan pertemuan di Amerika Serikat usai pertemuan tingkat menteri APEC. (Istimewa)
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan kembali melakukan pertemuan di Amerika Serikat usai pertemuan tingkat menteri APEC. (Istimewa)

RBG.ID-JAKARTA, Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) tengah menggodok wacana pembentukan poros keempat. Poros keempat ini akan menduetkan Airlangga Hartarto dan Zulkifli Hasan.

Pembentukan poros keempat yang diwacanakan Partai Golkar dan PAN ini jelas bisa mengubah konstelasi politik nasional.

Jika dua partai itu mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sendiri, mereka akan mendapat keuntungan elektoral.

Baca Juga: Lolly, Anak Nikita Mirzani Semprot Netizen yang Komentar Nyinyir Soal Ucapan Ulang Tahun Antonio Dedola

Keduanya juga tidak akan menjadi sekadar parpol pengekor atau pendompleng dalam Pilpres 2024. Apalagi, gabungan kedua parpol ini sudah cukup untuk mengusung Capres dan Cawapres sendiri.

Rektor Universitas Paramadina Didik J. Rachbini mengatakan, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) hampir bubar karena PPP sudah menyeberang ke PDI Perjuangan (PDIP) dan ikut mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Menurut dia, sebenarnya tempat PPP bukan di situ. Sebab, arus bawah PPP berkiblat ke capres lain. Menurut Didik, itu merupakan ketidakstabilan baru di PPP.

Baca Juga: Hasil Malaysia Masters 2023: Tim Badminton Korea Selatan Juara Umum, Indonesia Raih Runner Up Tunggal Putri

Setelah Presiden Joko Widodo tidak lagi menjabat, dia memprediksi terjadi keributan kembali di internal PPP. "Karena perubahan kepemimpinan PPP adalah pesanan dari luar," ungkap alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.

Didik menuturkan, momentum transisi itu menjadi peluang besar bagi Golkar dan PAN untuk membentuk poros keempat demi memperkuat ketahanan partai.

Jika Golkar-PAN tidak berkoalisi dan hanya menjadi pengekor parpol lain, mereka tidak akan mendapatkan tambahan suara, kecuali memperoleh jatah menteri di kemudian hari.

Baca Juga: Muslimat NU Terus Tekan Angka Stunting di Temanggung, Syiar Dakwah Mulai Gunakan Teknologi Informasi

Didik menjelaskan, Partai Golkar pernah besar dan menjadi partai paling stabil. Golkar sebenarnya berkehendak untuk membuat debut sendiri dan mengusung capres. Sebab, hal itu diharapkan berdampak pada elektabilitas partainya.

Ini menjadi peluang untuk berkiprah mengusung pasangan sendiri. "Sehingga bisa membuat peta politik baru menjadi empat pasangan. Koalisi baru Golkar-PAN cukup untuk mengusung capres," ucapnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X