Senin, 22 Desember 2025

Atalia Praratya, Istri Gubernur Jabar Calon Kuat Wali Kota Bandung

- Selasa, 28 Februari 2023 | 22:28 WIB
Atalia Praratya Kamil, Istri Gubernur Jabar
Atalia Praratya Kamil, Istri Gubernur Jabar

 

 

RBG.ID, BANDUNG - Atalia Praratya Kamil dinilai memiliki potensi elektabilitas tinggi untuk jadi calon Wali kota pada Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024 mendatang.

Hal ini terlihat dari sejumlah survei politik. Misalnya survei yang dilakukan IPRC, Atalia menduduki peringkat kedua dengan perolehan 25,6 persen, di bawah Yana Mulyana dengan perolehan 28,5 persen.

Berdasarkan demografi responden, Atalia menang pada pemilih atau responden perempuan dan didominasi kelompok umur 17-40 tahun. Sementara Yana pada responden laki-laki dan kelompok umur 41-70 tahun.

Sementara itu, lembaga survei Polsight merilis hasil survei dengan nama Atalia Praratya menempati posisi wahid dengan perolehan 29,50 persen. Mengalahkan Yana Mulyana yang hanya memperoleh 25,25 persen.

Sebab itulah Atalia dinilai berpotensi untuk menduduki jabatan orang nomor satu di Kota Bandung yang juga akan berdampak pada penguatan elektabilitas Ridwan Kamil.

Pengamat politik dari Universitas Parahyangan, Pius Sugeng mengatakan potensi tersebut sangat terbuka lebar, hanya saja jika itu terjadi dinasti politik baru di Jawa Barat akan muncul.

"Dan di posisi ini lah kenegarawanan seseorang diuji. Dalam segi kepantasan, jika keduanya (Ridwan Kamil dan Atalia Praratya) maju dalam pemilihan, kalau saya mau mengatakan tegas, itu tidak pantas," ujar Pius kepada Radar Bandung, Selasa (28/2).

Ketidakpantasan itu, menurutnya, lebih kepada sisi etika politik. "Etika politik, nilai kepantasan, haruslah dimasukkan sebagai variabel pertimbangan oleh para politisi. Dan memang aktor politik selalu diuji ketika menduduki satu kekuasaan, salah satunya adalah politik dinasti," jelasnya.

Aktor politik selayaknya memiliki orientasi kepentingan dan kesejahteraan publik, dan diharapkan tidak hanya mengutamakan kepentingan dan kepuasan individual atau satu golongan semata, tidak bercita-cita pula sekadar memperkuat dan memanjangkan kekuasaan semata.

"Aktor politik harus mengutamakan kepentingan publik dan tidak semata-mata kepentingan pribadi atau dalam bahasa lain ephitumia, hanya memikirkan perut di bawah perut," kata Pius.

Gerbang terbentuknya dinasti politik RIdwan Kamil memang terbuka lebar dengan situasi ini. Dan bukan tidak mungkin ketika keduanya secara bersamaan bertaruh dan memenangi kontestasi politik, di Pilgub Jabar dan Pilwalkot Bandung.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Pengamat Politik Universitas Jenderal Achmad Yani Arlan Siddha mengatakan, memang potensi tersebut tidak lah bisa ditepis. Sebab posisi keduanya memang saling menguatkan.

"Untuk konteks hari ini, suka tidak suka, memang ada kesempatan untuk skema tersebut. Sama dengan kasus Gibran (Wali Kota Solo) yang merupakan anak Presiden Joko Widodo," jelasnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X