RBG.ID - Skuter matik premium Honda PCX 160 resmi hadir dengan pembaruan, namun kedatangannya langsung diiringi kabar yang bikin calon pembeli geleng-geleng.
Unit PCX 160 yang baru dikirim ke tangan konsumen ternyata tidak bisa dibeli dengan harga standar, melainkan harus dalam paket bundling aksesori yang menaikkan harganya hingga lebih dari Rp 2 juta.
Inti masalahnya terungkap, Harga premium di batch pertama ini disebut-sebut sebagai strategi pabrikan untuk mengantisipasi rencana kenaikan PPN menjadi 12 persen dan kenaikan pajak opsen yang akan berlaku mulai awal tahun 2025, yang diperkirakan akan membuat harga motor naik signifikan.
Fenomena harga tak wajar ini diungkap oleh reviewer otomotif terkenal, Ridwan Hanif, dalam channel youtube nya pada sesi unboxing PCX 160 Roadsync terbarunya.
Baca Juga: Namu Hejo Riverside, Sensasi Glamping Pinggir Sungai di Pangalengan Bandung
Ia menyebutkan, untuk unit yang dikirim pada Desember, konsumen harus merogoh kocek lebih dalam karena dealer hanya menjual unit yang sudah di-bundling dengan aksesoris seperti garnish dan key case mewah, yang total harganya bisa mencapai Rp 2 jutaan di atas harga On The Road (OTR) normal.
"Kita enggak bisa beli harga price list Rp 40 juta. Kita harus beli dengan harga (lebihtinggi) karena dia harus di-bundling dengan aksesoris bawaan dari pabrik," ujar Ridwan. Ia menambahkan, bagi konsumen, kenaikan harga ini bisa diibaratkan "kita beli motor sudah sama pajak tahun 2025, tapi diganti pajaknya tersebut jadi aksesori."
Aksesoris tambahan yang didapat termasuk garnish Dark Chrome, cover radiator, hingga key case Honda Racing (HRC).
Pembeli yang ingin unit "polos" tanpa aksesoris wajib, harus sabar menunggu hingga tahun 2025—saat PPN 12% sudah benar-benar berlaku.
Baca Juga: Penuh Keceriaan, Wahana Perahu Gratis di CFD Setu Cibinong Jadi Magnet Warga Bogor
Meskipun dijual mahal, PCX 160 terbaru, terutama varian Roadsync, membawa sejumlah upgrade menarik.
Fitur konektivitas Roadsync dan interface speedometer digitalnya mendapat pujian karena mudah dikoneksikan, bahkan reviewer menyebut, "Yamaha harus belajar dari Honda kalau buat aplikasi."
Ergonomi PCX juga masih unggul buat harian; tarikan bawahnya terasa lebih ringan, dan posisi kaki terasa lebih nyaman dibanding kompetitor. Plus, Honda kini akhirnya menyematkan colokan USB Type-C di laci depan.
Namun, tidak semua mulus. Sisi desain masih jadi PR. Ridwan menilai, "Desain dari generasi satu, dua, tiga itu terlalu mirip. Akhirnya enggak kelihatan kayak itu sebuah motor baru, kurang greget."
Selain itu, kritikan keras juga ditujukan pada sektor built quality minor:
• Bibit Silikat: Saat dicek di area mesin, meskipun sudah membaik, reviewer masih menemukan "bibit-bibit silikat" yang menunjukkan sisa pengecoran kurang rapi.
• Blind Spot BBM: Di varian Roadsync, layar navigasi di aplikasi motor menutupi indikator bensin, membuat pengendara sulit melihat sisa bahan bakar saat sudah di bawah seperempat.
• Rangka Polos: Honda tidak menyematkan cover pelindung di bagian bawah mesin. Hal ini dianggap fatal karena berisiko membuat blok mesin pecah jika menghantam polisi tidur atau lubang besar. "Wajib dipasang (pelindung bawah) daripada kalian pasang-pasang aksesoris kayak gini gini yang enggak terlalu penting," tegas Ridwan Hanif.
Walaupun diluncurkan dengan kontroversi harga dan kritik desain, PCX 160 Roadsync dengan suspensi subtank dan fitur konektivitas baru ini siap adu performa dengan lawan abadinya.***