otomotif

Biar Dompet Gak Boncos, Ini Tips Cerdas Pilih Oli Mesin Motor Auto Awet dan Irit

Jumat, 24 Oktober 2025 | 11:12 WIB
Ilustrasi penggantian oli mesin kendaraan. (Foto: instantwindscreens)

RBG.ID - Banyak pengendara motor yang ngeluh, “baru ganti oli kok udah terasa kasar lagi, ya?” Padahal, bisa jadi bukan olinya yang jelek, tapi cara milihnya yang keliru.

Oli itu ibarat darah buat mesin. Kalau jenisnya enggak cocok, bukan cuma performa motor yang turun, tapi dompet juga bisa berdarah.

Supaya enggak salah langkah, yuk pahami dulu cara milih oli yang benar biar motor tetap awet, tarikan enteng, dan bensin makin irit!

Baca Juga: Update Klasemen Grup G ACL Two 2025 Kelar Laga Persib vs Selangor: Maung Bandung Naik ke Puncak

1. Pahami Kekentalan Oli (SAE)

Kode di botol seperti SAE 10W-30 atau 15W-40 bukan hiasan, tapi penanda tingkat kekentalan oli di suhu tertentu.

Oli yang terlalu kental bikin mesin kerja lebih berat, sementara oli terlalu encer bisa gagal melindungi komponen penting.

Untuk pemakaian harian di suhu tropis Indonesia, SAE 10W-30 atau 10W-40 adalah pilihan paling aman. Lebih encer, mesin lebih ringan, dan konsumsi BBM pun jadi lebih hemat.

Kalau sering ngebut di jalanan panas, pilih oli sedikit lebih kental supaya perlindungan mesin tetap maksimal.

Baca Juga: Main di GBLA, Persib Bandung Libas Selangor FC 2-0 di Ajang AFC Champions League Two

2. Ikuti Rekomendasi Pabrikan

Setiap motor punya selera olinya sendiri. Pabrikan sudah menyesuaikan formula terbaik biar pelumasan pas dan tarikan tetap halus.

Kalau motor kamu sudah injeksi (FI), pilih oli yang lebih encer supaya sistem bahan bakar tetap efisien.

Ingat, jangan asal ganti oli karena promo murah, karena belum tentu cocok dengan karakter mesin kamu.

Baca Juga: Ngilu! Janda di Lampung Nekat Potong Alat Kelamin Kekasihnya Gegara Doyan Selingkuh

3. Perhatikan Kandungan Aditif

Oli berkualitas tinggi biasanya punya aditif tambahan yang berfungsi menjaga kebersihan mesin, mencegah kerak, dan mengurangi gesekan.

Cari oli dengan detergent, dispersant, dan friction modifier biar mesin tetap adem dan efisien. Hasilnya? Tarikan lebih responsif, suara mesin halus, dan bensin enggak cepat habis.

Aditif juga bantu mencegah oksidasi oli saat suhu ekstrem, jadi daya tahannya lebih lama.

Baca Juga: Spesifikasi Toyota Land Cruiser FJ, SUV Off-Road Buatan Thailand Jadi Pesaing Kuat Jimny

4. Pertimbangkan Oli Sintetis

Mau motor lebih irit dan awet? Gunakan oli full synthetic. Jenis ini punya stabilitas tinggi di suhu ekstrem dan enggak cepat menguap.

Memang harganya sedikit lebih mahal, tapi interval penggantiannya lebih panjang dan perlindungannya maksimal.

Kalau motor kamu sering dipakai jarak jauh, oli sintetis jelas lebih worth it dibanding oli mineral biasa.

Beberapa produk bahkan diklaim mampu menjaga performa mesin hingga 5.000 km tanpa kehilangan kualitas pelumasan.

Baca Juga: BYD Atto 1 Ketar-ketir! Wuling Luncurkan Mobil Listrik Aishang A100C dengan Harga Rp90 Jutaan, Jarak Tempuh Tembus 220 KM

5. Ganti Oli Tepat Waktu

Sebagus apa pun olinya, kalau telat ganti ya sama aja bohong.

Idealnya, oli diganti setiap 2.000 - 3.000 km untuk motor harian. Kalau sering kena macet atau panas-panasan, gantinya bisa lebih cepat.

Tanda oli harus diganti? Tarikan mulai berat, suara mesin kasar, atau warna oli berubah pekat. Jangan tunggu mesin teriak baru panik ke bengkel!

Ingat, mengganti oli Rp40 ribuan jauh lebih murah daripada overhaul mesin jutaan rupiah.

Baca Juga: SUV Gagah Harga Hemat! Ini Penampakan Toyota Land Cruiser FJ, Rilis 2026

6. Hati-hati Oli Murah Palsu

Oli palsu masih banyak beredar di pasaran. Ciri-cirinya warna terlalu pekat, aromanya tengik, dan teksturnya kasar. Efeknya fatal, bisa bikin mesin overheat, aus, bahkan jebol.

Pastikan beli di toko resmi atau bengkel terpercaya biar motor tetap aman dan performa terjaga.

Sekali salah beli oli abal-abal, bukan cuma performa motor yang kena, tapi umur mesin pun bisa berkurang drastis.

7. Sesuaikan dengan Gaya Berkendara

Setiap orang punya gaya riding berbeda. Kalau kamu sering ngebut atau bawa beban berat, pilih oli dengan pelindungan ekstra (lebih kental).

Tapi kalau motor dipakai harian dan jarak pendek, cukup pakai oli encer yang membantu mesin bekerja lebih ringan.

Intinya, kenali dulu karakter pemakaianmu sebelum menentukan jenis oli yang tepat.

Merawat oli bukan cuma soal ganti rutin, tapi juga soal ngerti karakter mesin sendiri.

Dengan oli yang pas, performa motor tetap maksimal, mesin lebih awet, dan kamu bisa bilang: “Akhirnya, motor irit, tapi tetap ngacir!”

Karena di dunia otomotif, oli bukan sekadar pelumas, tapi nyawa mesin yang bikin perjalanan kamu tetap halus dan aman.***

Tags

Terkini