Pengamat otomotif James Luhulima menilai, lemahnya daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menekan penjualan mobil.
Ia menyebut, tanpa langkah strategis dari pemerintah, tren penurunan ini bisa berimbas lebih luas terhadap industri otomotif nasional.
“Jika tidak dibantu pemerintah, penjualan mobil konvensional akan terus menurun dan pada gilirannya memukul pabrik perakitan serta komponen. Jika dibiarkan, kedua pabrik tidak punya pilihan lain kecuali merumahkan karyawannya,” ujar James dikutip RBG.id dari Kompas.id pada Kamis (16/10).
Data Gaikindo menunjukkan penjualan mobil nasional terus melandai dalam tiga tahun terakhir.
Tahun 2022 penjualan masih sedikit di atas 1 juta unit, turun menjadi 998.059 unit pada 2023, dan kembali anjlok ke 889.680 unit pada 2024.
James menegaskan, insentif fiskal bagi kendaraan berbahan bakar minyak masih dibutuhkan di tengah peralihan menuju kendaraan listrik.
Tanpa intervensi pemerintah, industri otomotif nasional dikhawatirkan kehilangan momentum dan daya saing di pasar domestik.***