Sebab, Persipa sudah melakukan segalanya supaya bisa menggelar pertandingan home di Stadion Joyokusumo, Pati, Jawa Tengah.
”Biaya untuk risk assessment stadion pun kami yang mengeluarkan. Tapi, itu semua rasanya percuma. Proses risk assessment pun tidak ada gunanya,” ungkap Dian.
Menurut dia, manajemen Persipa sudah mengeluarkan banyak uang untuk tetap bisa bertahan melanjutkan kompetisi. Gaji para pemain juga tetap dibayarkan.
Meski, manajemen harus berutang sana-sini.
”Kalau boleh jujur, kami terakhir mendapatkan subsidi dari operator itu September. Nilainya Rp 100 juta. Sedangkan pengeluaran kami per bulan Rp 600 juta. Jadi, sisanya berutang sana-sini. Kami sudah berutang miliaran rupiah untuk tetap mengikuti Liga 2,” tegas Dian.
Gresik United yang ingin Liga 2 berlanjut juga menyatakan kekecewaannya atas keputusan Exco PSSI tadi malam.
Bahkan, menurut sumber, Laskar Joko Samudro sudah menandatangani persetujuan soal Liga 2 yang dilanjutkan dengan sistem bubble. Asalkan klasemen Liga 2 tidak berubah.