Faktanya, Exco PSSI memutuskan mempercepat KLB tanpa mengundurkan diri.
”Ketika (para pengurus PSSI) mundur, ada kekosongan kekuasaan. Di situ barulah diadakan KLB. Jadi, jangan dibuat melompat sehingga terjadi distorsi,” ucap Akmal.
Meski demikian, ada atau tidaknya KLB PSSI, Akmal berharap proses hukum pidana tetap berjalan. Siapa pun yang bersalah harus dihukum.
”Dan, saya tegaskan KLB bukan fokus kerja TGIPF. Itu ranah PSSI bersama pemilik suara berdasar konstitusi mereka. TGIPF tetap fokus dan mengawal pengusutan tragedi Kanjuruhan sampai tuntas,” tegas Akmal.
Pada bagian lain, Gilang Widya Pramana mundur dari posisinya sebagai presiden Arema FC. Mentalnya drop setelah jatuhnya 135 korban.
”Karena rasa kesedihan dan trauma yang mendalam, seperti jatuh rasanya, saya memutuskan untuk istirahat dari dunia sepak bola,” katanya di kantor Arema FC kemarin siang.
Gilang menganggap belum terlalu berhasil dalam menangani insiden kali ini. Karena itu, dia merasa tidak pas menyandang status presiden klub.
”Dan dengan situasi yang terjadi sekarang ini, saya merasa Arema FC memerlukan sosok yang lebih baik. Sosok yang dirasa mampu dan bisa membawa Arema ini jadi tim yang solid, kuat, dan lebih baik,” ujarnya.