“Ini bukan evaluasi mendadak. Saya bahkan sudah menyampaikan kekecewaan berat saat laga melawan China. Jadi tolong jangan terjebak pola pikir yang set back dengan terus membanding-bandingkan. Kita harus move on ke masa depan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Erick mengapresiasi hasil positif yang dicapai Nova Arianto, seraya mengingatkan bahwa keberhasilan tersebut merupakan buah dari proses panjang pembinaan sepak bola usia muda di Tanah Air.
“Coach Nova adalah hasil dari proses pembinaan jangka panjang. Dia juga terinspirasi oleh sang ayah yang juga seorang pelatih. Tapi saya tidak ingin sepak bola nasional dikotomi oleh individu, termasuk saya sendiri. Tahun 2027 masa jabatan saya juga selesai,” tuturnya.
Erick pun mengajak semua pihak untuk menjaga soliditas tim dan tidak mudah menyudutkan pemain muda yang sedang berkembang.
Ia menyampaikan pesan khusus kepada Nova agar menjaga mental tim, termasuk dengan membatasi paparan dari media sosial.
“Jangan pecah belah tim pelatih, jangan juga menghukum pemain muda dengan sorakan saat mereka kalah. Mereka masih U-17, kasihan. Saya bahkan bilang ke Coach Nova, matikan dulu media sosialnya. Tidak semua orang kuat menghadapi itu. Insya Allah saya kuat,” pungkas Erick.***
Artikel Terkait
Pelatih Nova Arianto Apresiasi Semua Aggota Tim, Walau Kurang Suka dengan Jalannya Pertandingan
Nova Arianto Beberkan Alasan Timnas Indonesia U17 Tampil Melambat saat Hadapi Australia, Walau Malu Tetap Bersyukur
Nova Arianto Beri Sinyal Bakal Rotasi Pemain di Laga Timnas Indonesia U17 vs Timnas Afghanistan U17
Duel Pelatih Timnas Indonesia U17 vs Korea Utara U17: Nova Arianto Kontra Thae Song O, Siapa Lebih Jago?
Timnas Indonesia U17 Dikasih Paham Korea Utara 0-6 di Perempat Final, Nova Arianto Ungkap Hal Ini