RBG.id - Puncak gelombang subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang diprediksi akan sampai 20 ribu kasus per hari pada pertengahan hingga akhir Juli sepertinya akan sulit tercapai. Jumlah testing Covid-19 di Indonesia dinilai masih rendah, di bawah angka 100 ribu per hari.
Menanggapi hal ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu mengakui memang di beberapa daerah usaha tracing tidak maksimal. Namun ia menyatakan usaha tracing Covid-19 masih terus dilakukan.
"Iya (masih dilakukan), tapi harus diakui beberapa daerah tidak maksimal dalam melakukan pelacakan," ujarnya, kemarin.
Maxi menyatakan, pemerintah melalui arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, sedang mengusahakan agar tracing Covid-19 dapat kembali berjalan dengan maksimal.
"Iya Pak Menko Marves dalam rapat kemarin menginstruksikan ke pimpinan daerah, TNI, dan Polri untuk melakukan strategi penanganan seperti waktu lalu," sambungnya.
Dengan turunnya tracing Covid-19, apakah yang bergejala harus inisiatif melakukan tes Covid-19 secara mandiri?
Menurut Maxi, bagi yang merasa bergejala bisa segera melapor ke puskesmas terdekat untuk melakukan tes. Ia menyatakan biaya tes Covid-19 akan ditanggung oleh pemerintah.