Api menyebar ke atas dari lantai 15 ke lantai 17, dengan asap mengepul hingga lantai 21. Kobaran api membutuhkan waktu sekitar tiga jam untuk dipadamkan.
BACA JUGA: Warga Keluhkan Kebijakan Nol Covid-19 di Tiongkok
Kematian dan luka-luka disebabkan karena menghirup asap beracun. Investigasi awal tampaknya menunjukkan bahwa api dipicu dari hubungan arus pendek listrik di kamar tidur salah satu apartemen di lantai 15.
Seorang warga Uighur yang tinggal di pengasingan di Swiss mengatakan dia mengetahui dari telepon bahwa bibinya dan 4 anaknya tewas dalam kebakaran itu. “Dia adalah perempuan yang luar biasa, selalu memikirkan anak-anaknya dan bagaimana memperlakukan dan mendidik mereka dengan baik,” kata Abdulhafız Muhammed Emin sambil terisak saat wawancara telepon.
“Hatiku benar-benar hancur, aku tidak tahan,” ujarnya seperti dilansir dari Washington Post, Minggu (27/11).
BACA JUGA: Lockdown Tiongkok Makan Korban Jiwa saat Gempa di Sichuan
Xinjiang telah dikunci ketat selama lebih dari tiga bulan untuk memerangi penyebaran virus Korona di bawah kebijakan nol-COVID. Negara itu telah bergulat dengan gelombang kasus dalam beberapa pekan terakhir dan menyebabkan lockdown bergilir di beberapa kota.
Video yang beredar di media sosial memicu gelombang komentar kemarahan secara online. Banyak penduduk Xinjiang frustrasi dengan kontrol Covid-19 yang keras. Pada bulan September, beberapa melaporkan kelaparan di tengah pengiriman makanan yang tidak merata.