RBG.id - Setelah sepertiga negara terendam banjir ekstrem selama berbulan-bulan, Pakistan kini menghadapi krisis ekonomi yang semakin dalam dan utang luar negeri yang menumpuk.
Meski begitu, negara yang kerap berkonflik dengan India tersebut tidak ingin utangnya ditangguhkan atau direstrukturasi.
Menurut Perdana Menteri Shehbaz Sharif, yang paling dibutuhkan Pakistan saat ini adalah penambahan dana pinjaman internasional yang akan mereka gunakan untuk memulihkan kerusakan akibat banjir.
BACA JUGA : Pakistan Tak Terima Disebut Negara Paling Berbahaya oleh Biden
“Kami tidak meminta tindakan apa pun seperti penjadwalan ulang atau moratorium. Kami meminta tambahan dana," ujarnya seperti dimuat The Financial Times.
"Negara ini membutuhkan sejumlah besar uang untuk membangun kembali jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya yang rusak atau hanyut," tambahnya.
Rincian dana tidak banyak dibahas oleh PM Pakistan saat ini. Namun, masih dengan perkiraan yang sama, di mana kerugian akibat banjir mencapai Rp 465 triliun.