RBG.ID, RUSIA - Setelah berperang dengan Rusia hampir enam bulan, Ukraina baru bisa menyerang balik.
Dosen Hukum Internasional Universitas Airlangga Radityo Dharmaputra mengatakan, baru-baru ini Ukraina memukul mundur pasukan Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak bisa memobilisasi warga sipil untuk berperang.
”Putin sampai detik ini tidak mau memobilisasi massa dalam jumlah banyak. Tidak mau mengakui kalau ini perang,” ujar Radityo Dharmaputra, pengamat politik Eropa Timur, Senin (19/9).
Masyarakat Rusia menurut dia, sampai saat ini hanya mengetahui bahwa yang terjadi di Ukraina adalah operasi spesial dan bukan perang. Sehingga Putin hanya bisa mengerahkan kekuatan militer.
”Rusia kesulitan menambah jumlah personel dan peralatan militer. Rusia tidak membayangkan Ukraina bertahan seberani dan sekuat sekarang,” tutur Radityo Dharmaputra, dosen Hubungan Internasional di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair itu.
Putin, lanjut dia, sedang dilema di antara dua pilihan. Yakni mundur menarik pasukan atau maju dan menambah konflik.
”Kalau mundur, dia harus mengakui operasi spesialnya gagal. Cengkeraman politik domestik (Putin) berkurang,” papar Radityo.