RBG.ID, AMERIKA - Duta Besar de facto Taiwan di Washington, AS, Hsiao Bi-khim, menjamu puluhan anggota parlemen internasional yang mendukung pemberian sanksi terhadap Tiongkok atas ancaman agresi terhadap Taiwan. Sang dubes menggalang dukungan untuk Taiwan di tengah tekanan militer dari Tiongkok.
Pertemuan mendadak sekitar 60 anggota parlemen dari Eropa, Asia, dan Afrika di gedung diplomatik Taiwan di Washington adalah langkah terbaru dalam upaya Taiwan untuk membujuk sesama negara demokrasi untuk menentang Tiongkok. Taiwan khawatir Tiongkok bisa mencoba untuk mengambil Taiwan dengan paksa.
Kelompok yang terdiri dari anggota pertemuan Inter-Parliamentary Alliance on China (IPAC) di Washington sepakat untuk mendukung Taiwan. Kesepakatan dituangkan lewat janji.
“Akan menandatangani janji untuk mendorong pemerintah mengadopsi pencegahan yang lebih besar terhadap militer atau tindakan koersif lainnya oleh Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dalam melawan Taiwan,” demikian menurut laporan Reuters.
“Kami akan berkampanye untuk memastikan pemerintah memberi sinyal kepada RRT bahwa agresi militer terhadap Taiwan akan merugikan Tiongkok sendiri. Langkah-langkah ekonomi dan politik, termasuk sanksi yang berarti, harus dipertimbangkan untuk mencegah eskalasi militer, dan untuk memastikan perdagangan dan pertukaran lainnya dengan Taiwan dapat berlanjut tanpa hambatan,” imbuh rancangan itu.
Ia menambahkan bahwa hubungan sejumlah negara dengan Taiwan tidak ditentukan oleh Tiongkok. Ketegangan di Taiwan meningkat usai Tiongkok menggelar latihan militer besar dan menembakkan rudal di Selat Taiwan pasca kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan.
“Penting untuk menunjukkan kepada si pengganggu (Tiongkok) bahwa kita juga punya teman. Kami tidak berusaha memprovokasi si penindas (Tiongkok), tetapi kami juga tidak akan tunduk pada tekanan mereka,” ujar Hsiao Bi-khim.