RBG.id - Pemerintah Australia memutuskan untuk menaikkan jumlah migran permanen menjadi 195 ribu untuk pertama kalinya. Ini dilakukan demi mengisi kekurangan tenaga kerja.
Menurut pemerintah pada Jumat (2/9), pekerja migran yang diutamakan berasal dari China, India, dan Inggris. Mereka diharapkan dapat mengisi kekurangan tenaga migran di Australia, khususnya sejak pandemi Covid-19.
BACA JUGA : Australia-Garuda Shield Gelar Latihan Bersama untuk Pertama Kali
Dimuat BBC, saat ini ada lebih dari 480 ribu lowongan pekerjaan di Australia. Tetapi lowongan tersebut tak kunjung terisi karena tingkat pengangguran Australia yang berada pada level terendahnya selama hampir 50 tahun, yaitu 3,4 persen.
Kekurangan tenaga kerja telah berimbas pada pekerja Australia yang merasa kelelahan karena setiap hari mereka mengalami overwork.
Misalnya pada Februari lalu, ribuan tenaga kesehatan melakukan aksi unjuk rasa karena kurangnya staf yang memicu tekanan saat pekerja. Sejumlah penerbangan juga dibatalkan karena kurangnya pekerja lapangan, hingga komoditas buah yang dibiarkan membusuk di pohon karena tidak ada pekerja yang mengambilnya.
Tokoh bisnis, serikat pekerja , serta pihak oposisi telah mendesak pemerintah untuk menerima lebih banyak pekerja migran.