RBG.ID, TIONGKOK - Tiongkok marah besar terkait kedatangan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. Kunjungan itu memicu rasa sensitif bagi Tiongkok atas negara yang diklaim menjadi wilayahnya. Sejauh ini, belum ada komentar langsung dari Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Seorang analis Taiwan di Dewan Atlantik yang berbasis di Washington DC, Jessica Drun, mengatakan saat ini bukan waktu yang ideal bagi Xi terlihat lemah terkait momen tersebut.
Drun mengakui saat ini mata dunia menunggu reaksi dari Tiongkok. “Tampaknya saat ini menghasilkan dukungan publik atau narasi yang koheren di Taiwan, terutama pada saat Xi tidak bisa terlihat lemah pada kongres partai ke-20 yang akan datang,” kata Drun.
“Saya pikir tanggapan Tiongkok sepenuhnya berada dalam wilayah yang ditunggu,” kata Drun.
Hal itu termasuk reaksi sanksi ekonomi dari industri ekspor makanan utama sebagai bagian dari tindakan Tiongkok. Tetapi menurutnya kini ada kegembiraan yang gamblang di sisi lain Selat Taiwan yang didukung kuat oleh Amerika Serikat.
Media pemerintah Tiongkok membuat negara hiruk-pikuk. Pelosi menjadi berita utama, berteriak tentang dia, dan menjadikan Pelosi musuh 1,4 miliar orang. Media sosial dibanjiri dengan video tank dan rudal yang dipindahkan, di tengah berita utama dan propaganda yang menyatakan pasukan Tiongkok sedang bersiap untuk pertempuran.
Narasi tersebut membingkai tindakan Tiongkok sebagai tindakan defensif, dan AS sebagai agresor yang suatu hari akan menyalakan percikan api. Beberapa pengamat khawatir bahwa di Tiongkok, Xi Jinping selangkah demi selangkah menormalkan gagasan bahwa konflik akan terjadi seiring tenggat waktu 2049 untuk mengalahkan Taiwan.