RBG.ID - Krisis ekonomi berkepanjangan yang berujung kekacauan di Sri Lanka, salah satunya terjadi akibat agresi Rusia ke Ukraina. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengklaim hal itu saat berkunjung ke Thailand, Minggu (10/7) waktu setempat.
Sri Lanka telah dilanda kerusuhan selama beberapa bulan, sebagai akibat dari pasokan makanan dan bahan bakar yang terbatas serta harga yang meroket. Itu meningkat pada Sabtu (9/7) di mana ribuan pengunjuk rasa menyerbu kediaman presiden, memaksanya untuk mengundurkan diri.
“Kami melihat dampak agresi Rusia ini terjadi di mana-mana. Ini mungkin telah berkontribusi pada situasi di Sri Lanka; kami khawatir tentang implikasinya di seluruh dunia,” kata Blinken kepada wartawan di Bangkok, seperti dikutip dari AFP.
Dia juga mengklaim bahwa meningkatnya kerawanan pangan di seluruh dunia telah secara signifikan diperburuk oleh agresi Rusia terhadap Ukraina.
Blinken kemudian mengulangi seruannya pada Moskow untuk mengizinkan 20 juta ton biji-bijian meninggalkan pelabuhan Ukraina yang, menurut pendapatnya, diblokir oleh pasukan Rusia sebagai bagian dari serangan militer mereka.
Dia juga menambahkan, di Thailand, harga pupuk telah “melayang tinggi” karena dugaan blokade.
Sekitar 100.000 orang diyakini telah mengepung kediaman presiden Sri Lanka di Kolombo pada hari Sabtu.