internasional

Pembunuhan Capres Fernando Villavicencio Libatkan WN Kolombia

Jumat, 11 Agustus 2023 | 09:30 WIB
Fernando Villavicencio meninggal sebelum pemilihan presiden Ekuador dimulai

RBG.ID - Satu tersangka tewas dan enam lainnya ditangkap dalam pembunuhan calon presiden Ekuador Fernando Villavicencio.

Menurut pihak kepolisian Ekuador, pemerintah sedang mengejar penulis intelektual pembunuhan Fernando Villavicencio.

Penembakan fatal Fernando Villavicencio pada Rabu malam, kurang dari dua minggu sebelum pemilihan, mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh negara Amerika Selatan.

Baca Juga: Jasa Marga Laporkan Sejumlah Titik di Tol Janger dan Jagorawi Arah Jakarta Alami Kemacetan, Ini Penyebabnya

Fernando Villavicencio, seorang kritikus vokal terhadap korupsi dan kejahatan terorganisir, tewas saat meninggalkan acara kampanye malam hari di sebuah fasilitas pendidikan di Quito utara.

“Tersangka meninggal karena luka yang diderita dalam baku tembak. Sembilan orang, termasuk seorang calon legislatif dan dua petugas polisi, terluka,” kata kantor jaksa agung.

Pihak kepolisian mengungkapkan, tersangka yang tewas telah ditangkap atas tuduhan senjata pada bulan Juli, sedangkan enam orang yang ditahan adalah anggota kelompok kejahatan terorganisir.

Baca Juga: Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Begal Sadis di Setu yang Bikin Korban Minta Ampun

"Polisi nasional akan menggunakan semua kapasitas operatif dan investigasi mereka untuk menemukan motif kejahatan dan penulis skenarionya," kata Menteri Dalam Negeri Juan Zapata.

Keterlibatan warga negara Kolombia dalam pembunuhan tersebut mengingatkan pada pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise pada tahun 2021.

Jovenel Moise dibunuh di rumahnya oleh kelompok yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Haiti-Amerika.

Baca Juga: Hadapi Bali United, PSM Makassar Ingin Hapus Kutukan sejak Era Liga 1, Begini Prediksi Pemain yang Diturunkan

Presiden Guillermo Lasso mengatakan kejahatan itu jelas merupakan upaya untuk menyabotase pemilihan, tetapi pemungutan suara akan berjalan sesuai rencana pada 20 Agustus, meskipun di tengah keadaan darurat nasional.

Kekerasan di Ekuador telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir, terutama di kota-kota di sepanjang rute penyelundupan narkoba seperti Guayaquil dan Esmeraldas di mana warga mengatakan mereka hidup dalam ketakutan.

Halaman:

Tags

Terkini