RBG.id - Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korea Selatan melakukan upaya penangkapan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol berdasarkan surat perintah yang dikeluarkan pada Jumat, 3 Januari 2025.
Namun, upaya tersebut gagal setelah dihadang oleh petugas kemanan yang berlangsung hingga sore hari di kediaman presiden Yoon Suk Yeol di Hannam-dong, Seoul.
Sekitar pukul 08:02 KST, tim CIO yang terdiri dari 30 perwakilan, termasuk Kepala Penyelidik Lee Dae Hwan, tiba di lokasi dengan membawa dukungan 120 anggota polisi dan pasukan khusus yang tergabung dalam '12.3 Tim Investigasi Darurat Militer'.
Namun, mereka menemui perlawanan dari Dinas Keamanan Kepresidenan yang dipimpin oleh Park Jong Joon.
Dinas Keamanan menolak untuk bekerja sama, mengklaim penangkapan tersebut bertentangan dengan tugas mereka dalam melindungi presiden.
Kegagalan semakin intens ketika pasukan keamanan ke-55 Komando Pertahanan Ibu Kota Angkatan Darat ROK, yang bertugas menjaga kediaman presiden, turut dilibatkan untuk menghalangi tim CIO.
Pasukan ini berada di bawah komando Dinas Keamanan Presiden dan tidak dapat diperintah oleh Tentara ROK, memperumit situasi.
Setelah terjebak dalam kebuntuan selama lebih dari lima jam, tim CIO akhirnya membatalkan penangkapan pada pukul 13:30 KST.
"Surat perintah penangkapan tidak dapat dilaksanakan karena alasan keamanan. Sangat disayangkan bahwa tersangka menolak untuk mematuhi prosedur hukum," kata tim CIO dalam pernyataan resmi dikutip RBG.id dari Instagram @fyi.korea pada Sabtu, 4 Januari 2025.
Lebih lanjut, Pihak kepolisian juga mengonfirmasi tidak ada individu yang ditangkap selama kejadian tersebut, meskipun upaya tersebut mengganggu tugas para pejabat publik.
Gagalnya penangkapan ini menambah ketegangan politik yang tengah melanda Korea Selatan terkait dengan penyelidikan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol.***